Alat Musik Kolintang
harianwisata.com

Perkembangan Alat Musik Kolintang di Masa Kini

Posted on

Alat musik kolintang adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Provinsi Sulawesi Utara. Mulai dari Sulawesi Utara sampai dengan beberapa negara di dunia. Saat ini kolintang sudah diakui keindahannya di dunia internasional. 

Dikutip dari wawancara goodnewsfromindonesia.id, seorang pendiri Sanggar Bapontar bernama Beiby Sumanti mengatakan bahwa kolintang sudah sukses melakukan pertunjukan di berbagai negara. Karena sudah berhasil menghibur para tamu di acara Malam Tamu Denmark di Istana Kepresidenan. 

Alat musik tradisional khas Minahasa dari Sulawesi Utara ini, patut diperjuangkan untuk mendapatkan pengakuan dunia. Karena sudah dikenal eksistensinya di kancah internasional. 

Kini Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara tengah memperjuangkan alat musik ini sebagai warisan budaya asal Indonesia versi UNESCO. Tentu saja kita sebagai warga negara Indonesia merasa bangga kalau alat musik ini diakui secara resmi sebagai budaya dunia. 

Suku Minahasa adalah suku yang datang dari peleburan berbagai suku bangsa yang masuk ke Sulawesi Utara. Suku ini juga memiliki kebudayaannya sendiri. Contohnya bahasa, adat istiadat dan kesenian seperti tarian dan alat musiknya. 

Kolintang sering dipakai untuk mengiringi upacara adat, pertunjukan tari, pengiring nyanyian, pertunjukan musik bahkan ritual yang berhubungan dengan pemujaan arwah leluhur. 

Seiring dengan perkembangan dan kreasi dari para pengrajin, alat musik ini sudah bisa menggunakan tangga nada notaris. Sehingga kreasi tersebut membuat kolintang menjadi lebih universal. 

Alat musik ini dikenal dengan bentuknya yang sangat unik. Terbuat dari kayu khusus yang disusun dan dimainkan dengan cara dipukul, sehingga menghasilkan nada-nada tinggi dan rendah. Alat musik ini juga termasuk ke dalam alat musik pukul bernada.

Artikel Menarik:  Makanan Khas Jogja: Menikmati Kelezatan Kuliner Nusantara

Permainan ini memiliki hubungan yang erat dengan kepercayaan tradisional masyarakat Minahasa. Terdapat pula sejarah alat musik ini yang cukup unik. 

Sejarah Alat Musik Kolintang

Sejarah Kolintang
bukalapak.com

Dahulu kala, ada sebuah desa yang asri bernama To Un Rano atau saat ini dikenal dengan nama Tondano. Di desa Minahasa ini, ada seorang gadis yang sangat cantik.  

Gadis cantik ini sangat populer di seluruh pelosok desa. Sehingga banyak pemuda yang jatuh hati. Bukan hanya cantik saja, namun gadis yang bernama Lintang ini juga pintar menyanyi dan memiliki suara yang merdu. 

Pada suatu hari, ada sebuah pesta muda-mudi yang dibuat di desa To Un rano. Kemudian datang Makasiga, seorang pemuda tampan dan memiliki keahlian di bidang ukir-ukiran. Pria tersebut berusaha untuk mendekati dan meminang Lintang. 

Gadis tersebut pun menerima Makasiga dengan satu syarat. Syaratnya adalah pria tersebut harus mencari alat musik yang bunyinya lebih merdu dari seruling emas. 

Setelah itu, Makasiga pun berkelana keluar masuk hutan untuk mencari alat musik yang diinginkan gadis cantik tersebut. Untuk menghangatkan badannya di malam hari, pria itu pun membelah kayu untuk dijemur. 

Setelah kering, kayu yang sudah dibelah itu diambil satu per satu dan dilempar ke tempat lain. Ketika kayu yang dilempar jatuh ke tanah, terdengar bunyi-bunyian yang amat merdu dan nyaring. 

Pria tersebut sangat senang sekali. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, dia berhasil membuat alat musik yang sampai saat ini dikenal dengan nama Kolintang. Bentuknya juga sangat unik. 

Kolintang ini terbuat dari sebilah kayu yang disusun diatas rak dengan ukuran kayu yang mengecil. Panjang pendek kayu disesuaikan dengan nada yang ingin dihasilkan. 

Dalam sebuah rak terdapat dua baris bilah kayu, dimana rak atas maupun rak bawah memiliki tinggi nada yang berbeda. Semakin banyak bilah, maka akan semakin lebar jangkauan nada yang dihasilkan. 

Artikel Menarik:  Kerajaan Pontianak: Sejarah dan Kebudayaan yang Menarik

Asal usul nama Kolintang terinspirasi dari nada yang dikeluarkan dari alat musik ini. Tong bernada rendah, ting bernada tinggi dan tang untuk nada tengah. 

Dulu, orang Minahasa kalau mau mengajak main kolintang bersama mengatakan, “Mari kita ber-tong-ting-tang” atau dalam bahasa Minahasa disebut Maimo Kumolintang. Dari situlah awalnya muncul istilah “Kolintang”.

Awalnya, alat musik ini terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan berjajar di atas kedua kaki pemainnya yang duduk. Dengan posisi kedua kaki lurus ke depan. Sedangkan peti resonator mulai digunakan semenjak kedatangan Pangeran Diponegoro di Minahasa pada tahun 1830. 

Dulu kolintang cuma terdiri dari satu melodi yang terdiri dari susunan nada diatonis, dengan jarak dua oktaf. Untuk pengiringnya dipake alat-alat musik bersenar. Contohnya gitar, ukulele dan bas. 

Pada tahun 1954, alat musik ini sudah memiliki jarak nada dua setengah oktaf dan tetap memiliki susunan nada diatonis. Setelah itu, pada tahun 1960, berkembang lagi sampai mencapai tiga setengah oktaf. 

Perkembangan alat musik kolintang masih terus berlanjut. Baik dari segi kualitas alat, perluasan jarak nada dan bentuk peti resonator. 

Cara Memainkan Alat Musik Kolintang

Cara Memainkan Alat Musik Kolintang
indonesiakaya.com

Cara memainkan alat musik kolintang ini sangat mudah, yaitu dengan cara dipukul menggunakan stik khusus.

Agar menghasilkan suara yang terdengar merdu, maka di ujung stick biasanya dikasih bantalan kain. Pada umumnya, stick yang dipakai terdiri dari tiga stick yang memiliki nomor masing-masing. 

Biasanya stick nomor satu dipakai di tangan kiri, stick nomor dua dan tiga dipakai ditangan kanan. Untuk stick dua dan tiga dipasang di sela-sela jari sesuai dengan accord yang dimainkan. 

Artikel Menarik:  Memahami Tentang Sejarah Sumpah Pemuda Beserta Tokoh-Tokohnya

Jadi, alat musik ini berbeda dengan alat musik tradisional lainnya. Misalnya gamelan atau gambang. Kolintang ini termasuk ke dalam kolintang jenis bass atau jenis melodi. 

Kolintang melodi fungsinya sebagai pengiring lagu dan biasanya pemain melodi memakai 2 atau 3 pemukul. Apabila salah satu pemukul memainkan lagu, maka pemukul lainnya akan memainkan kombinasi atau nada-nada improvisasi. 

Alat musik ini memiliki partitur dengan not angka dan balok. Partitur tersebut fungsinya untuk memudahkan pemain dalam menampilkan sebuah lagu. 

Menurut Masruroh, alat musik ini termasuk ke dalam kelompok marimbaphone tradisional dari Sulawesi Utara. Kolintang sudah dimodifikasi dalam bentuk dan penampilan dengan melodi kromatik. 

Alat musik kolintang memiliki berbagai fungsi. Di antaranya adalah sebagai alat penghibur diri, pengiring musik, seni tari tradisional di dalam upacara adat dan sering digunakan dalam upacara ritual tertentu. 

Dulu alat musik ini sempat digunakan untuk pengiring musik dalam upacara ritual pemujaan arwah nenek moyang. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, maka hal tersebut mulai ditinggalkan. 

Selain itu, alat musik ini juga dimainkan untuk menyambut tamu yang datang dari daerah lain. Masyarakat lokal sering memainkan kolintang dengan tujuan untuk sarana hiburan saja. 

Sekarang kolintang sering digunakan sebagai alat musik penghibur dan sering ditampilkan dalam panggung besar, yaitu memainkan lagu-lagu pop dan sejenisnya. 

Itulah Indonesia, Negeri tercinta yang memiliki jutaan keanekaragaman seperti suku, ras, budaya, bahasa, adat istiadat dan lain sebagainya.