Alat Musik Sasando
1001indonesia.net

Alat Musik Sasando Terpopuler Di Masa Kini

Posted on

Alat musik Sasando adalah alat musik berdawai yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik menggunakan tangan dan tidak memiliki cord

Sasando adalah alat musik yang populer di Indonesia sampai di luar negeri. Biasanya, masyarakat di pulau Rote memainkan alat musik ini bersama dengan iringan nyanyian dan sejenis drum kecil. 

Pada umumnya, alat musik ini memiliki 10 senar dan berfungsi sebagai alat musik pengiring upacara adat atau pernikahan. Alat musik ini juga memiliki bentuk yang sangat unik dan cantik, sehingga banyak orang yang menjadikan sasando sebagai koleksi untuk hiasan. 

Alat musik sasando memiliki nilai-nilai budaya sebagai upaya untuk melestarikan budaya bangsa. Oleh karena itu, alat musik ini sempat diklaim sebagai alat musik milik negara Sri Lanka. Jadi, sangat penting untuk generasi bangsa mengetahui apa itu sasando. 

Sasando hampir mirip dengan alat musik kecapi dan harpa pada musik tradisional lainnya. Tapi alat musik sasando memiliki suara yang unik. 

Alat musik ini biasanya dimainkan dengan kedua tangan dari arah yang berlawanan. Tangan kanan dipakai untuk memainkan akord dan tangan kiri dipakai untuk memainkan bass atau melodi. 

Untuk memainkan alat musik sasando, diperlukan keterampilan dan harmoni agar bisa menghasilkan suara yang indah. 

Biasanya, mereka yang memainkan sasando memerlukan latihan dan keterampilan. Karena keterampilan tangan sangat mempengaruhi tempo dan suara dari alat musik ini.

Sebagai kekayaan budaya Indonesia, alat musik sasando memiliki implikasi yang sangat penting bagi penduduk lokal. Karena hal ini tidak terlepas dari nilai sejarah yang terkandung dari kehidupan bangsa Indonesia.

Alat musik sasando memiliki suara merdu yang bisa mengekspresikan berbagai nuansa dan emosi. Selain itu, alat musik ini juga digunakan sebagai musik ringan untuk mengekspresikan keceriaan dan kesedihan. 

Artikel Menarik:  Makanan Khas Kalimantan Timur yang Nikmati dan lezat

Oleh karena itu, generasi bangsa sangat perlu untuk memahami alat musik sasando dalam kehidupan masyarakat. 

Alat musik sasando merupakan alat musik petik yang sangat unik, karena memiliki tali kawat yang berfungsi sebagai sumber suaranya. 

Alat musik ini terikat cincin ke resonator pertama, dilengkapi dengan resonator kedua yang terbuat dari daun lontar yang berfungsi sebagai aksesoris. 

Alat musik sasando juga sangat menjunjung tinggi nilai moral, nilai religius, nilai pendidikan, nilai adat istiadat dan nilai spiritual atau harapan. 

Oleh karena itu, masyarakat NTT dan bangsa Indonesia terus melestarikan musik tradisional dari zaman ke zaman. 

Sejarah Alat Musik Sasando

Sejarah Sasando
oretzz.com

Pada umumnya, alat musik Sasando digunakan untuk pengiring membaca syair, pernikahan, tarian tradisional dan menghibur keluarga yang berduka. 

Ada sejumlah versi cerita mengenai sejarah alat musik Sasando. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana. Sangguana jatuh cinta kepada seorang putri raja, tapi sang Raja memberi syarat untuknya. 

Syarat tersebut adalah Sangguana harus bisa membuat alat musik yang berbeda dengan alat musik lainnya. Kemudian ia pun menyetujui persyaratan tersebut. Setelah itu, dia bermimpi memainkan alat musik yang indah dan bersuara merdu. 

Akhirnya Sangguana berhasil membuat alat musik yang cantik yang diberi nama Sasando. Alat musik tersebut pun diserahkan kepada sang Raja. Di saat mendengar suara petikan merdu itu, sang raja langsung terkagum-kagum dengan alat musik buatan Sangguana.

Setelah itu, Raja pun menyetujui pernikahan putrinya dengan Sangguana. Dulunya sasando itu berdawai tujuh. Alat musik tersebut dibuat dari akar pohon beringin. Lalu diganti menjadi usus hewan sudah dikeringkan.

Artikel Menarik:  Makanan Khas Batam: Nikmati Hidangan yang Menggugah Selera!

Dalam perkembangan alat musik petik seperti gitar biola, membuat bahan sasando pun ikut berubah. Alat musik ini menggunakan senar kawat untuk senarnya. Karena menurut cerita, proses pembuatan alat musik ini mengalami perubahan.

Pada mulanya, alat musik sasando memiliki nada yang disesuaikan seperti alat musik gong. Awalnya jumlah senarnya ada 7, lalu berubah menjadi 9 dan 10. Cerita lain juga menyebutkan bahwa penemu alat musik ini berawal dari dua orang sahabat.

Sahabat yang dimaksud adalah Lunggi Lain dan Balok Ama Sina. Mereka adalah penggembala domba yang membuat alat musik sasando juga. Awalnya mereka menemukan tempat penampung air tuak yang terbuat dari daun lontar.

Lalu mereka merubah lembaran daun lontar menjadi seperti benang atau fifik (dalam bahasa Rote). Kemudian benang tersebut dikencangkan lalu dipetik. Rupanya benang itu juga menghasilkan suara. 

Namun benang tersebut mudah putus. Akhirnya mereka pun sepakat untuk mengembangkan benang untuk alat musik petik. Sehingga hasil suara sasando dulu hampir sama dengan suara gong. 

Jenis-Jenis Alat Musik Sasando

Alat musik sasando terdiri dari beberapa jenis yang dibagi berdasarkan jumlah dawainya. Ada jenis engkel yang memiliki 28 dawai. Ada juga sasando dobel yang memiliki 56 dawai atau 84 dawai. Contohnya Gong, Haik dan sasando biola. 

Hampir semua jenis lagu bisa dimainkan oleh instrumen sasando ini. Misalnya musik tradisional, pop, slow rock dan dangdut. Alat musik ini juga memiliki gaya yang berbeda, keterampilan pemain dan kurangnya sistem penilaian terutama untuk sasando gong.

  • Sasando Gong, yang paling populer di Pulau Rote memiliki nada pentatonis. Alat musik ini biasanya dimainkan dengan irama gong dan dinyanyikan dengan irama khas pulau Rote. Sasando Gong memiliki 7 senar dan berkembang menjadi 11 senar.
  • Sasando Biola, yang paling terkenal dan lebih berkembang di Kupang. Alat musik ini memiliki nada diatonis dan mirip dengan Sasando Gong. Sasando biola memiliki lebih banyak senar yang berjumlah 30 nada sampai 36 string. Alat musik ini juga memiliki ruang resonansi yang terbuat dari kayu atau multipleks (kotak).
  • Sasando Elektrik juga sudah mengikuti era yang menggunakkan bahan-bahan tradisional. Saat ini sudah tersedia dalam bentuk sasando listrik atau elektrik. Alat musik ini diciptakan oleh Arnold Edon, dan sudah termasuk ke dalam jenis sasando biola yang tengah dikembangkan teknologinya. 
Artikel Menarik:  Kerajaan Islam di Sumatera: Jejak Sejarah di Tanah Minang

Sasando tradisional memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu daun lontar yang rapuh, ketika musim hujan sering muncul jamur di permukaan daun dan sasando sangat tenang ketika dipetik. 

Cara Memainkan Alat Musik Sasando

Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik dengan menggunakan kedua tangan dengan arah yang berlawanan. Tangan kanan dipakai untuk memainkan akord dan tangan kiri berperan untuk memainkan bass atau melodi. 

Memainkan alat musik ini tidaklah mudah, karena memerlukan perasaan dan teknik agar bisa menghasilkan nada yang merdu dan indah. Tidak lupa keterampilan jari juga sangat dibutuhkan. 

Alat musik ini masih terus dikembangkan dan terus dilestarikan sampai saat ini. Sasando juga sering ditampilkan dalam bentuk orkestra dan juga pertunjukan solo. Suaranya yang merdu dan indah membuat banyak orang merasa tertarik akan musik tradisional ini. 

Sehingga pesona suara musik sasando bukan hanya dikenal oleh masyarakat lokal saja, tapi juga sudah dikenal baik dalam negeri maupun mancanegara. 

Demikianlah artikel mengenai alat musik sasando di masa kini. Semoga kita bisa melestarikannya dengan cara belajar memainkannya ataupun mengenal dengan baik tentang musik tradisional tersebut.