Mayoritas daerah Indonesia tentu mempunyai berbagai jenis kebudayaan masing-masing, termasuk tarian. Nah biasanya setiap tarian mengembangkan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat setempat. Salah satunya tari Banten yang muncul dan dilestarikan di Banten.
Provinsi ini mempunyai karakter adat istiadat dan budaya yang sangat kental sampai sekarang. Meskipun semuanya tersebar menjadi satu dan menjadi sebuah kebudayaan khas yang pas, namun unsur Jawa, Sunda, Betawi, hingga Tiongkok pun masih dapat ditemukan.
Apa Saja Ragam Jenis Tari Banten?
Cukup banyak tari Banten yang menjadi kekayaan budaya masyarakat setempat. Semuanya menonjolkan budaya khas Banten yang sekarang masih dilestarikan. Adapun beberapa ragam jenis tari banten, yaitu:
1. Tari Katuran Banten
Katuran salah satu tari selamat datang, namun lebih cenderung ke penyambutan orang asing yang berkunjung ke Banten. Biasanya bertujuan untuk menghormati dan mengajak orang asing untuk datang lagi.
Dengan banyaknya tempat wisata yang bermunculan di Banten, tarian ini sering muncul di berbagai acara. Terdapat 5 – 7 orang penari yang menampilkan tarian ini.
Mereka menggunakan pakaian adat berwarna putih dengan menambak corak warna-warna terang seperti merah muda, biru muda dan sebagainya.
Selain itu, para penari juga menggunakan lilitan jarik di bagian perut sebagai aksen pemanis para penonton.
2. Tarian Ngebaksakeun Banten
Gerak tari ini salah satu gaya bela diri dari Kabupaten Pandeglang. Biasanya, masyarakat menampilkan tari ini untuk membuka menyambut tamu penting. Durasi tariannya sangat singkat sekitar 5 menit saja.
Saat menari, para penari mengenakan pakaian atasan berwarna biru dan bagian bawahnya terdapat kombinasi kain samping coklat bercorak dan celana putih.
Keunikan lainnya, tarian ini identik dengan pertunjukan debus yang menjadi ciri khas masyarakat setempat.
3. Tari Cokek
Tari cokek adalah tari tradisional Banten yang berasal dari daerah Tangerang yang diperkenalkan oleh Tan Sio Kek, seseorang tuan tanah.
Tari ini diiringi dengan musik Gambang Kromong, perpaduan antara alat musik dari dataran Cina dan alat musik Tangerang. Biasanya tarian ini dimainkan oleh 5 – 7 orang penari wanita dan laki-laki yang berperan sebagai pemain musik.
Saat lantunan musik terdengar, para penari pun mulai bergerak dengan lemah gemulai sambil mengikuti alunan musik tersebut.
Nantinya penari akan datang ke barisan penonton untuk mengajak menari bersama dengan meletakkan selendang ke leher penonton.
4. Tari Maler Bedug Banten
Maler bedug salah satu pembaharuan dari tari rampak bedug yang berinovasi dari berbagai musik tradisi Banten dan gerakannya pun dari sifat terumbu serta rampang.
Terdapat salah satu pewaris ilmu silat Banten (M. Agus Hilman), mengatakan bahwa sifat terumbu termasuk dalam perguruan dasar silat tertua di Banten.
Sedangkan rampak berarti serempak, jadi tarian ini perpaduan dalam tari maler bedug.
Dimana dianggap sebagai tari tradisional dengan menggunakan alat musik bedug yang dimainkan secara serentak. Biasanya, tari ini ditampilkan dalam sebuah acara penyambutan tamu.
5. Tari Dzikir Saman
Tari ini disebut juga dengan Dzikir Maulid yaitu salah satu tari tradisional Banten yang dimainkan laki-laki berjumlah 26 – 46 orang dengan usia diatas 40 tahun. walaupun begitu, gerakan tari dan suara yang dilantunkan sangat lincah dan bersemangat.
Pada awalnya, kesenian ini dimainkan saat upacara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, namun sekarang juga sering ditampilkan saat acara khitanan, perkawinan dan selamatan rumah.
Pakaian yang digunakan penari pun mengikuti tradisi setempat, yaitu celana pangsi hitam, baju kampret, dodot dengan motif kain batik, ikat kepala batik dan ikat pinggang batik.
6. Tari Bentang Banten
Selain tari Aceh, tari Banten selanjutnya yaitu tari kreasi yang masih berpijak pada tradisi kebudayaan masyarakat setempat.
Tari ini dikembangkan oleh Sanggar Wanda Banten yang dipimpin oleh Beni Kusnandar S.Sn, M.Si dan istrinya bernama Wiwin Purwinarti S.Sn.
Selain tari ini, terdapat beberapa tarian yang lahir dari Sanggar Tari Wanda Banten seperti Tari Ngerakse, Ahlan Wasahlan, NGaji Diri, Dzalilan, Dalail Panggung Jati, Ngeratib, Topeng Sembilan, Ringkang Jawari, Debus, Rampak Terbang Ciolang dan tari lainnya.
Demikianlah ciri khas yang dapat dijumpai dari berbagai tari Banten di atas. Dimana, tarian-tarian tersebut sering dipentaskan di berbagai acara-acara. Walaupun mempunyai karakter nuansa Banten, tapi masing-masing tarian pasti berbeda dengan yang lainnya.