Kalimantan Barat salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan seni tari nya. Dimana, tari tradisional suku Dayak tersebut sudah diwarisi secara turun temurun sehingga menjadi aset budaya nusantara yang harus dilestarikan.
Selain itu, tarian ini juga mempunyai karakteristik tersendiri yang tidak dimiliki daerah lain. Hal itulah yang membuat tarian ini begitu unik dan mudah dikenali.
Jika penasaran dengan ragam jenis tari Kalimantan Barat, simak yuk ulasan berikut.
Ragam Jenis Tari Kalimantan Barat
Kalimantan Barat mempunyai cukup banyak tarian yang ciri khasnya berbeda satu sama lain. Adapun ragam jenis tari tersebut, yaitu:
1. Tari Pingan
Tari pingan adalah salah satu tari yang berkembang di tengah masyarakat Dayak Mualang, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat.
Tarian ini mengisahkan kehidupan dan transformasi budaya masyarakat Dayak Mualang. Kata Pingan artinya sebuah wadah sejenis piring yang dibuat dari batu atau tanah liat.
Namun dengan perkembangannya, tarian ini menggunakan piring beling berwarna putih polos, dengan diameter 10-15 inci. Tarian ini berfungsi sebagai hiburan saat pesta panen atau acara pernikahan.
Saat dimainkan, para penari pria dan wanita yang saling berpasangan akan mengayunkan piring tersebut. Gerakannya bersifat penuh energi dan sedikit menampilkan gerakan silat.
2. Tari Zapin Kalimantan Barat
Tarian ini diadaptasi dari agama Islam, dimana kata Zapin berasal dari bahasa Arab yaitu “Zafn” artinya mempunyai gerakan kaki yang cepat.
Zapin salah satu kebudayaan Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Bahkan fungsinya sebagai media penyebaran agama Islam di Kalimantan Barat sehingga menjadi sendi gerak dan memiliki arti lagu di setiap iringannya.
Ada dua alat musik pengiringnya, yakni gambus dan tiga buah marwas.
Tahun 1960 dulu tarian ini memang dibawakan oleh penari laki-laki saja, tapi sekarang sudah bisa dibawa oleh perempuan hingga campuran antara penari laki-laki dan perempuan.
3. Tari Jonggan Kalimantan Barat
Dalam bahasa Dayak, jonggan artinya menari. Jadi, tarian ini dilakukan sebagai bentuk kegembiraan dan suka cita dalam pergaulan Suku Dayak.
Menurut sejarah, tarian ini sudah ada sejak tahun 1950 dan pertama kali ditampilkan di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
Biasanya dimainkan oleh 5 sampai 7 penari menggunakan kostum kebaya khas Dayak, selendang dan paca. Kemudian untuk musik pengiringnya terdiri dari dua jenis, yaitu irama lembut dan lincah.
Keunikan lain pada tarian ini, para penari akan selalu mengajak penonton untuk ikut menari di atas pentas dan diajak berbala pantun dengan tema yang sudah ditentukan.
Namun sebelum tarian ini dipentaskan, pasti melakukan ritual terlebih dahulu atau yang disebut Nyangahatn, tujuannya untuk meminta perlindungan supaya acaranya lancar.
4. Tari Kinyah Uut Danum
Tari Kalimantan Barat selanjutnya yaitu tari kinyah uut danum yang menggambarkan keberanian dan teknik bela diri saat berperang.
Di seluruh suku memang mempunyai tarian perang, namun untuk terdapat tekniknya masing-masing. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh dua orang pria dengan pakaian adat khas Dayak Uut Danum.
Kemudian, penari akan memegang senjata perisai yang berfungsi untuk menyerang dan bertahan. Ketika sedang menari seseorang akan melakukan ge inggi, tujuannya untuk membuat penonton semakin terpukau.
Seiring berkembangnya waktu, tradisi mengayau pun ikut memudar saat perjanjian damai dari para pemimpin sub Suku Dayak provinsi Kalimantan.
Setelah perjanjian dibuat, tradisi ini ditinggalkan dan mulai dijadikan sebagai tari tradisional untuk memperingati sejarah dan keberanian pria Dayak di zaman dulu.
5. Tari Kondan Kalimantan Barat
Pada awalnya, tarian ini cuma ditampilkan saat perayaan panen padi tiba atau disebut dengan Nosu Minu Podi. Tarian ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas panen yang berlimpah.
Menurut sejarah, tarian ini sudah ada pada tahun 1985 dan dulunya dibawa masyarakat setelah bekerja di sawah. Dengan perkembangannya tarian ini bukan dilakukan saat panen saja, namun dipentaskan dalam berbagai acara.
Dimana biasanya dibawa oleh perempuan dan laki-laki dengan jumlahnya genap. Sebelum tarian ini ditampilkan, penari akan berkenalan satu sama lain sambil berbalas pantun.
Saat dipentaskan, pantun akan digunakan terus ketika sedang bernyanyi maupun menari. Selain itu sesekali penari akan diberikan tuak atau minuman fermentasi dari beras ketan.
5 tari tradisional Kalimantan Barat diatas, bisa disimpulkan bahwa tari Suku Dayak mempunyai unsur mistis dan sakral.
Dimana, dulunya sering dimainkan untuk menyemangati para pejuang perang. Namun sekarang tarian di atas dipercaya sebagai media untuk menghibur dan mendatangkan wisatawan ke Kalimantan Barat.