Tari Rangguk Ayak
kumparan.com

Mengenal Tari Rangguk Ayak Sebagai Kebanggaan Masyarakat Jambi

Posted on

Sumatera adalah salah satu pulau yang dikenal dengan kekayaan seni tarinya. Salah satu di antaranya yaitu tari rangguk ayak asal Jambi. 

Sebagai tarian tradisional, tarian ini pasti mempunyai ciri khasnya tersendiri seperti gerak yang mengangguk-angguk. Dari hal tersebut , tarian ini masih berkembang dan dilestarikan sampai sekarang. 

Sejarah Tari Rangguk Ayak

Sejarah
selasar.com

Pada awalnya, tarian ini lahir dikaitkan dengan seorang ulama besar yang berasal dari daerah Kerinci, di dusun Cupak. Pada abad ke 19 ulama tersebut pergi ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji sekalian memperdalam ilmu agama di Makkah. 

Selain untuk memperdalam ilmu agama, ia juga tertarik dengan mempelajari kesenian Arab yang dimainkan oleh pemuda-pemudi di sana. Para pemuda Arab tersebut sering melakukan berbagai kesenian dengan menggunakan rebana. 

Setelah ia merasa ilmu yang didapatkan sudah cukup dan ibadah haji nya sudah selesai, maka ia akan kembali pulang ke kampungnya. 

Kemudian ia menyebarkan ilmu agama yang sudah dipelajarinya saat berada di tanah suci Makkah kepada warga kerinci. 

Hal ini dilakukan karena, saat itu banyak masyarakat kerinci sering melakukan kemaksiatan, seperti berjudi, sabung ayam, mabuk-mabukkan dan lain sebagainya.

Namun, dengan niat berdakwahnya tidak mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat tersebut, melainkan mereka semakin tenggelam dalam jurang kemaksiatan dan dosa.

Sementara itu, ulama tersebut tidak kehabisan akal untuk mencari cara lain bagaimana menyebarkan agama Islam supaya dakwahnya bisa diterima. 

Nah, saat itu, ia mendapatkan cara dengan menggabungkan kesenian rebana yang sudah dipelajari saat di Makkah dengan kesenian daerah seperti silat Melayu.

Artikel Menarik:  Yuk Kenali 5 Tari Berpasangan yang Ada di Indonesia

Kemudian, ia menyelipkan pujian-pujian kepada Allah SWT dalam tarian ini sambil mengangguk-anggukan kepala sambil bermain rebana. Dengan berjalan waktu beberapa hari, cara ini ternyata membuahkan hasil. 

Dimana, sangat banyak para pemuda yang  tertarik untuk mengikuti ajaran tersebut. Hingga akhirnya semakin lama ajaran ini diterima dan sangat banyak diikuti masyarakat Jambi sampai ulama tersebut sudah wafat. 

Walaupun begitu, kesenian tari rangguk ayak tetap dilestarikan dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Jambi sampai sekarang. 

Properti Tarian Rangguk Ayak

Properti Tarian Rangguk Ayak
kibrispdr.org

Setiap tarian pasti memiliki berbagai properti yang bisa mendukung jalannya dalam pementasan, begitu pun tari rangguk ayak. Tanpa adanya properti, keindahan dan makna tarian ini akan sulit untuk disampaikan kepada para penonton. 

Berikut ini beberapa properti yang dimiliki tarian ini, yaitu:

1. Selendang

Properti pertama yang terdapat dalam tarian ini, yaitu selendang. Biasanya, selendang digunakan oleh penari perempuan yang berfungsi sebagai nilai tambahan unsur estetika. 

Selain itu, properti ini juga digunakan sebagai hiasan busana yang digunakan oleh penari perempuan. 

Namun, warnanya dapat disesuaikan dengan motif atau kostum yang digunakan penari. Walaupun dalam tarian ini sedang tidak wajib digunakan, namun bisa digunakan dengan kondisi pada pertunjukan tarian tersebut. 

2. Rebana

Properti selanjutnya pada tarian ini menggunakan rebana dengan berbagai macam ukuran. Rebana ini dibuat dari kulit hewan yang sudah dilapisi dan dipasang pada kayu yang sudah dibentuk setengah lingkaran. 

Kemudian, rebana tersebut dibubuhkan hiasan-hiasan pola untuk menambah keindahan. Selanjutnya, hiasan ini di ukir supaya mendapatkan nilai seni yang terkandung di dalamnya.

Biasanya, jumlah rebana yang akan digunakan akan disesuaikan dengan jumlah penari dalam pertunjukan. Jika para penari terdiri dari lima orang, maka rebana pun yang akan dimainkan berjumlah lima. 

Artikel Menarik:  Simak! Tari Kreasi yang Menjadi Nilai Seni yang Tinggi

3. Aksesoris

Ada beberapa penari yang menggunakan aksesoris untuk memperindah penampilan. Misalnya seperti gelang, anting-anting, riasan dan lain sebagainya. 

Tidak semua penari perempuan memakai jilbab, namun ada juga yang mengenakan mahkota yang bentuknya seperti lingkaran yang mengelilingi kepala. Kemudian, rambutnya akan diikat satu atau bisa juga dibiarkan tergerai ke belakang.

4. Busana Penari

Properti terakhir yang digunakan tari rangguk ayak yaitu menggunakan baju adat khas Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Baju adat tersebut seperti baju kurung yang mempunyai motif keemasan.

Kemudian, bawahan yang dikenakan penari akan dilengkapi dengan kuluk yang dihiasi benang emas serta menggunakan kerudung khas perempuan muslimah. 

Sedangkan, untuk penari laki-laki sering mengenakan atasan lengan panjang dan bawahan seperti celana panjang. Biasanya, warna dan motifnya akan dipadukan dengan busana penari perempuan.

Dengan berkembangnya zaman, busana yang dikenakan para penari semakin berubah-ubah dengan mengikuti situasi dan kondisi pementasan yang akan dilaksanakan.

Pola Lantai dan Gerakan Tari Rangguk Ayak

Pola Lantai dan Gerakan
samsung.com

Tari rangguk ayak ini menggunakan pola lantai yang melingkar sebab para penari hanya duduk melingkar sambil memainkan alat musik rebana dan menggerakkan kepala serta membacakan pantun pujian. 

Saat fungsi tarian ini beralih sebagai penyambutan tamu, pola lantai tarinya juga mulai berubah menjadi baris sejajar dan ditarikan sambil berdiri dengan mengangguk anggukan kepala di setiap tamu yang datang. 

Dengan perkembangannya, para penari juga menggerakan anggota tubuh lain yang menyerupai gerakan riangnya hewan, liukan tumbuhan dan lenggokan manusia sambil menyanyikan pantun-pantun pujian dan selamat datang.

Filosofi dan Makna Tari Rangguk Ayak

Saat ini, cukup banyak pendapat tentang makna dari tari rangguk ayak. Nah, disini saya akan memberikan 2 pendapat, antara lain yaitu

  • Pendapat pertama, ada yang bilang kalau kata “rangguk” berarti “tari” sebab di daerah Kerinci Hulu, masyarakat tersebut menyebut kata “menari”. Dengan sebutan ‘merangguk’, jadi banyak masyarakat yang tinggal di daerah Kerinci Hulu menyebut “tari dua belas” dengan kata “rangguk dua belas”, dan tari ayak sering disebut juga dengan rangguk ayak.
  • Pendapat kedua, ada yang bilang bahwa kata “rangguk” adalah sebuah hasil dari gabungan kata uhang dan ngangguk. Hal ini terjadi karena banyak masyarakat yang tinggal di sungai penuh Kerinci yang menyingkat 2 kata menjadi 1. Nah, sampai terjadilah kata ‘uhang’ berarti orang dan ‘ngangguk’ berarti mengangguk. Kalau semua kata digabungkan, maka akan menjadi orang yang mengangguk. Selain mempunyai makna, tarian ini juga mempunyai filosofi yang mendalam, yaitu ungkapan rasa syukur dan wujud ketakwaan kepada sang pencipta. Sebab, dalam tari rangguk ayak ini terdapat isi yang mengenai pujian untuk Allah dan Rasul-Nya.
Artikel Menarik:  10 Makanan Daerah yang Dimodifikasi dengan Sentuhan Modern

Fungsi Tari Rangguk Ayak

Fungsi dari tari rangguk ayak ini sudah ada sejak masa lampau sampai mengikuti perkembangan zaman saat ini. Berikut ini fungsi yang dimiliki  tarian ini, antara lain yaitu:

  • Sebagai moral dan edukasi atau diperuntukan sebagai media dakwah.
  • Sebagai media untuk menyampaikan ungkapan syukur kepada sang pencipta.
  • Sebagai interaksi sosial, seperti penyambutan tamu penting, pertemuan antar budaya saat pergelaran seni dan sebagainya.

Tari rangguk ayak saat ini sudah menjadi karakteristik Jambi yang lekat di ingatan masyarakat. Bukan cuma lekat dengan budaya muslim saja, namun tarian ini juga dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Mulai dari yang lebih tua sampai muda pun bisa mempelajarinya. Terima kasih atas kunjungan Anda.