Tengahviral.com – Fenomena alam yang mengejutkan kembali terungkap di Siberia. Para ilmuwan menemukan Kawah Batagaika, celah raksasa yang dijuluki Gerbang Neraka, dengan ukuran mencapai 200 hektare dan kedalaman hampir 91 meter. Kawah ini tercipta akibat mencairnya tanah beku abadi atau permafrost di kawasan tundra, yang kini meluas lebih cepat dari perkiraan.
Yang lebih mengkhawatirkan, kawah tersebut tidak hanya menimbulkan perubahan lanskap, tetapi juga melepaskan ribuan ton gas rumah kaca ke atmosfer setiap tahun. Peneliti menyebut bahwa gas metana dan karbon yang keluar dari permafrost mencair bisa memperburuk laju perubahan iklim global. Karena ukurannya sangat besar, Gerbang Neraka di Siberia bahkan dapat terlihat dari luar angkasa.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan pada 2024 memperlihatkan bahwa degradasi permafrost terjadi lebih cepat dari dugaan. Para pakar khawatir dalam waktu dekat, kawah Batagaika akan mengeluarkan seluruh cadangan gas rumah kaca yang masih tersisa di dalam tanah beku tersebut.
Gas Rumah Kaca Lepas Ribuan Ton per Tahun
Menurut hasil riset, Kawah Batagaika melepaskan 4.000 hingga 5.000 ton gas metana dan karbon setiap tahun. Gas ini sebelumnya terperangkap dalam permafrost yang membeku selama ribuan tahun, namun kini mulai keluar seiring mencairnya lapisan tanah.
Glaciologist Alexander Kizyakov, penulis utama studi dari Universitas Negeri Lomonosov, Moskow, menjelaskan bahwa kawah tersebut hampir mencapai batuan dasar. Kondisi ini berarti permafrost yang tersisa sudah sangat tipis dan berpotensi mencair sepenuhnya.
“Ekspansi di sepanjang margin dan ke atas lereng diperkirakan akan terjadi,” kata Kizyakov kepada Atlas Obscura.
Pemodelan 3D dan Data Satelit
Tim peneliti menggunakan data satelit, pengindraan jarak jauh resolusi tinggi, serta pengukuran langsung melalui ekspedisi lapangan pada 2019 dan 2023. Dengan bantuan drone dan sampel tanah, mereka menyusun model 3D untuk memetakan pergerakan permafrost.
Model tersebut menunjukkan bagaimana tanah beku runtuh selama beberapa dekade terakhir, serta memprediksi potensi pencairan di masa depan. Analisis ini juga membantu memperkirakan jumlah material yang dilepaskan ke air tanah maupun atmosfer.
Dampak Lingkungan yang Mengkhawatirkan
Selain mempercepat perubahan iklim, Gerbang Neraka Siberia juga mengubah ekosistem di sekitarnya. Menurut Nikita Tananaev dari Institut Permafrost Melnikov di Yakutsk, kebocoran dari kawah memengaruhi kualitas sungai sekitar.
“Ini akan menyebabkan perubahan signifikan pada habitat sungai, dan efek sedimen yang keluar dari amblesan Kawah Batagaika bahkan terlihat di Sungai Yana, sungai utama di sekitarnya,” jelas Tananaev.
Hal ini memperlihatkan betapa rapuhnya ekosistem tundra Siberia ketika lapisan permafrost mencair.
Fenomena Global yang Perlu Diwaspadai
Para ilmuwan menekankan bahwa fenomena seperti Kawah Batagaika tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga berkontribusi terhadap perubahan iklim global. Gas metana dikenal 25 kali lebih kuat dibanding karbon dioksida dalam menjebak panas di atmosfer. Oleh karena itu, pelepasan massal gas dari permafrost dapat mempercepat pemanasan global.
Fenomena serupa juga diamati di beberapa wilayah permafrost lain, termasuk Alaska dan Kanada. Namun, ukuran dan laju pertumbuhan Kawah Batagaika menjadikannya salah satu contoh paling ekstrem di dunia.(*)