Tengahviral.com, Jakarta – Upacara Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus 2025 di Istana Merdeka menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia. Salah satu sorotan utama dalam peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia adalah barisan tegap Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional. Mereka adalah putra-putri terbaik bangsa yang telah melalui seleksi ketat dari tingkat sekolah hingga nasional.
Namun di balik langkah presisi dan gerakan serempak yang ditampilkan, tersimpan kisah perjuangan yang penuh inspirasi. Para anggota Paskibraka bukan hanya menunjukkan disiplin dan kebanggaan, tetapi juga membawa cerita tentang pengorbanan, keteguhan, dan tekad untuk mengharumkan nama bangsa.
Tahun ini, wajah-wajah muda dari berbagai daerah menorehkan jejak sejarah. Dari Papua Barat hingga Nusa Tenggara Timur, semangat mereka menjadi simbol persatuan Indonesia yang beragam namun tetap satu. Kisah perjuangan pribadi para anggota Paskibraka 2025 menjadi cerminan betapa kuatnya semangat Merah Putih tertanam dalam diri generasi muda.
Ritha dari Papua Barat: Jadi Paskibraka Adalah Anugerah
Salah satu sosok yang mencuri perhatian adalah Ritha Lovely Chantika Febiolla Ayomi asal Papua Barat. Ritha dipercaya menjadi pemimpin upacara Paskibraka Nasional 2025. Dengan kepala tegak dan air mata haru yang nyaris jatuh, ia tak menyangka perjalanan kecilnya di sekolah mampu membawanya hingga ke panggung nasional.
“Campur aduk. Ada bahagia dan terharu,” kata Ritha dikutip dari laman Sekretariat Negara, Minggu (17/8/2025).
Perjalanan Ritha dimulai dari seleksi tingkat sekolah, berlanjut ke kabupaten, provinsi, hingga akhirnya nasional. Setiap tahapan ia jalani dengan penuh kerja keras dan doa.
“Puji Tuhan, saya bisa sampai di titik ini,” ucapnya penuh syukur.
Abraham dari Papua Selatan: Persaudaraan Menyatukan Semangat
Cerita lain datang dari Abraham Sarau, pelajar asal Papua Selatan. Perjuangan panjang menuju Paskibraka Nasional sempat membuatnya hampir menyerah. Namun dukungan dari sesama anggota tim, guru, serta orang tua menjadi penguat langkahnya.
“Kami sempat beberapa kali hampir menyerah, tapi semangat dari teman-teman membuat kami satu jiwa,” ujarnya.
Bagi Abraham, menjadi bagian dari Paskibraka bukan hanya soal tugas kenegaraan, tetapi juga simbol persaudaraan yang tak mudah runtuh.
Paulus dari NTT: Keteguhan Anak Penjual Jagung
Dari Nusa Tenggara Timur, hadir kisah inspiratif Paulus Gregorius Afrizal. Selain berlatih keras sebagai anggota Paskibraka, Paulus juga dikenal sebagai penjual jagung bakar di akhir pekan untuk membantu ekonomi keluarga.
“Saya ingin meringankan beban orang tua. Saya sisihkan waktu untuk sekolah, latihan Paskibraka, dan juga sebagai atlet karate,” katanya tenang.
Paulus menunjukkan bahwa perjuangan tak hanya soal disiplin dalam latihan, tetapi juga tentang keteguhan hati untuk tetap berbakti pada keluarga. Baginya, mengibarkan bendera pusaka adalah bentuk pengabdian sekaligus persembahan bagi bangsa.
Makna Paskibraka Nasional 2025
Kisah-kisah tersebut menegaskan bahwa Paskibraka bukan sekadar pasukan pengibar bendera, melainkan representasi nyata semangat muda Indonesia. Mereka adalah generasi yang tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga membawa harapan untuk masa depan bangsa.(*)