Menteri Pertanian Bandingkan Harga Beras Indonesia dan Jepang, Netizen Ramai Beri Tanggapan

Arazone

Tengahviral.com, Jakarta – Harga beras di Indonesia kembali menjadi sorotan publik usai pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang membandingkan harga beras dalam negeri dengan Jepang. Ucapannya tersebut viral di media sosial dan menuai beragam komentar dari masyarakat.

Dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Kamis (21/8/2025), Amran menyebut masyarakat Indonesia kerap ribut ketika harga beras naik sedikit. Ia kemudian menyinggung kondisi di Jepang, yang menurutnya memiliki harga beras jauh lebih tinggi.

“Sekarang ini baru naik saja sedikit rebut, Jepang sudah 100.000 per kilo Bu Ketua harga beras hari ini,” ucap Amran seperti dikutip dari rekaman video yang beredar, Sabtu (23/8/2025).

Pernyataan tersebut langsung mengundang reaksi dari Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, yang menilai perbandingan dengan Jepang tidak relevan karena perbedaan pendapatan per kapita. “Nggak bisa dibandingkan dengan Jepang, income per capita kita juga sudah lain Pak,” ujarnya menanggapi.

Harga Beras di Indonesia Naik, Pemerintah Siapkan Stabilisasi

Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras di Indonesia memang mengalami kenaikan dalam periode 21 Juli–21 Agustus 2025.

Beras medium naik 0,67 persen, dari Rp 15.000 menjadi Rp 15.100 per kilogram.

Beras premium naik 0,60 persen, dari Rp 16.700 menjadi Rp 16.800 per kilogram.

Mentan Andi Amran menegaskan, kenaikan harga tersebut bertujuan menjaga kesejahteraan petani. “Arahnya adalah kita ingin konsumen menikmati tetapi petani kesejahteraannya harus terjaga,” katanya.

Untuk menekan gejolak harga, pemerintah menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 1,3 juta ton pada periode Juli–Desember 2025. Penyaluran dilakukan melalui berbagai jalur, antara lain pasar rakyat, koperasi desa/kelurahan, outlet pangan binaan pemerintah, Gerakan Pangan Murah (GPM), outlet BUMN, Rumah Pangan Kita (RPK) BULOG, hingga swalayan atau toko modern.

Respons Publik: Dari Kritik Hingga Sindiran

Pernyataan Mentan yang viral di media sosial memicu ragam reaksi. Tidak sedikit warganet yang mengkritisi perbandingan dengan Jepang.

Beberapa komentar netizen antara lain:

“Kalau mau bandingkan dengan Jepang harusnya UMR juga kayak Jepang dong,” tulis seorang pengguna.

“Samakan kau sama Jepang? UMR-nya aja beda lho pak? Pajaknya aja beda,” sahut lainnya.

“Bapak coba deh cosplay jadi warga biasa. Dah tiga bulan aja. Pegang uang Rp 3 juta. Bareng istri anak. Menjerit nggak kira-kira?” sindir akun lain.

Harga Beras di Jepang Justru Menurun

Sementara itu, harga beras di Jepang tercatat menurun dalam beberapa bulan terakhir. Pada Mei 2025, harga beras di Negeri Sakura sempat mencapai 5.000 yen atau sekitar Rp 500 ribu per 5 kilogram. Namun, pada pertengahan Juni 2025, harga tersebut turun menjadi 3.920 yen atau setara Rp 400 ribu per 5 kilogram.

Perbedaan harga beras antara kedua negara inilah yang kemudian menjadi bahan perbandingan Mentan, meski menuai kontroversi di dalam negeri.

Kritik publik umumnya menyoroti ketidaksetaraan kondisi ekonomi Indonesia dan Jepang, terutama terkait pendapatan dan daya beli masyarakat.

Isu kenaikan harga beras memang kerap menjadi perdebatan publik mengingat beras merupakan makanan pokok mayoritas masyarakat Indonesia. Meski pemerintah berupaya menjaga stabilitas melalui program SPHP, pernyataan pejabat publik tentang perbandingan dengan negara lain tetap menjadi perhatian masyarakat.

Keseimbangan antara kepentingan konsumen dan kesejahteraan petani menjadi tantangan utama pemerintah dalam mengendalikan harga beras ke depan.(*)

Bagikan artikel ini
Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version