Tengahviral.com, Rhode Island – Dunia hukum internasional berduka setelah kabar wafatnya Hakim Frank Caprio, sosok yang dikenal lewat acara televisi populer Caught in Providence dan dijuluki sebagai “hakim paling baik di dunia”. Ia meninggal dunia pada Rabu (20/8/2025) di usia 88 tahun setelah berjuang melawan kanker pankreas sejak 2023.
Kabar duka tersebut diumumkan langsung oleh keluarga melalui unggahan di media sosial. Dalam pernyataan resminya, keluarga menuliskan: “Hakim Frank Caprio telah wafat dengan tenang, setelah melawan penyakitnya.”
Kepergian Caprio tidak hanya menyisakan duka bagi masyarakat Rhode Island, tetapi juga jutaan penggemar di seluruh dunia. Selama lebih dari empat dekade berkarier, Caprio dikenal karena pendekatan hukum yang humanis, penuh empati, dan mengutamakan nilai kemanusiaan di balik putusan pengadilan.
Hakim yang Mengajarkan Hukum dengan Hati
Menurut laporan BBC, Caprio bukan hanya dikenal karena keputusannya di ruang sidang, melainkan juga sikapnya yang hangat dan bersahabat. Lewat acara Caught in Providence, ia memimpin ribuan kasus dengan cara berbeda dari kebanyakan hakim—menggunakan belas kasih, humor, serta mempertimbangkan kondisi personal terdakwa sebelum menjatuhkan hukuman.
Gaya khas inilah yang membuat rekaman persidangannya sering viral di media sosial, bahkan ditonton miliaran kali lintas negara. Tidak jarang, Caprio mengajak anak-anak terdakwa untuk duduk di kursi hakim atau sekadar berbagi tawa dengan pelanggar hukum kecil. Bagi publik, ia adalah contoh nyata bahwa hukum dapat ditegakkan tanpa mengesampingkan rasa kemanusiaan.
Warisan Kebaikan yang Tak Terhapuskan
Frank Caprio tak hanya menjadi ikon layar kaca, tetapi juga simbol keadilan yang bersandar pada nilai-nilai moral dan empati. Dalam wawancara pada 2019, ia pernah mengatakan bahwa persidangannya mencerminkan “sepotong kehidupan nyata” yang dialami banyak orang.
Putranya, David Caprio, menyampaikan pesan menyentuh: “Sebarkan sedikit kebaikan untuk mengenang ayah saya.”
Di akun Instagram resminya yang memiliki lebih dari 3,4 juta pengikut, Caprio dikenang atas “tindakan kebaikan yang tak terhitung jumlahnya” serta “keyakinannya pada kebaikan orang lain”.
Sepanjang penayangannya, Caught in Providence tercatat masuk nominasi tiga kali di ajang Daytime Emmy Awards, dengan Caprio sendiri meraih dua nominasi individu pada tahun 2024.
Perusahaan produksi Debmar-Mercury yang menaungi acaranya pun memberi penghormatan dengan menyebut Caprio sebagai sosok dengan “pendekatan unik penuh belas kasih dan akal sehat.”
Caprio meninggalkan istrinya, Joyce Caprio, yang telah mendampingi hampir 60 tahun, lima anak, tujuh cucu, dan dua cicit.
Profil Singkat Perjalanan Karier Frank Caprio
Frank Caprio lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana di Providence, Rhode Island. Ayahnya seorang imigran Italia yang bekerja keras untuk menghidupi keluarga, sementara ibunya dikenal penuh kasih sayang dan menanamkan nilai kedisiplinan sejak kecil. Kehidupan di lingkungan yang serba terbatas membuat Caprio terbiasa bekerja sejak remaja, mulai dari menjadi pemoles sepatu hingga membantu keluarganya mencari nafkah.
Ketertarikannya pada dunia hukum bermula saat ia masih menempuh pendidikan. Ia sering mengamati bagaimana hukum bisa menjadi alat untuk melindungi masyarakat kecil yang rentan. Dorongan itu membuatnya melanjutkan studi di Providence College dan kemudian di Suffolk University Law School, tempat ia menekuni ilmu hukum dengan penuh dedikasi.
Sebelum dikenal sebagai hakim yang ramah kamera, Caprio lebih dulu membangun reputasi sebagai pengacara muda yang peduli pada klien-klien kecil. Ia kerap memberikan bantuan hukum dengan biaya rendah, bahkan terkadang tanpa bayaran, bagi warga yang kesulitan. Sikap rendah hati inilah yang membuatnya disegani jauh sebelum masuk ke ruang sidang resmi.
Caprio kemudian terjun ke dunia politik lokal. Ia pernah menjabat di Dewan Kota Providence dan aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat. Dari situlah kepercayaan publik mulai tumbuh, hingga akhirnya ia dipercaya menduduki posisi sebagai Chief Judge di Municipal Court Providence. Namun, gaya kepemimpinannya tetap sama: merakyat, hangat, dan tidak berjarak dengan siapa pun yang berdiri di hadapannya.
Pelajaran Berharga bagi Dunia Peradilan
Meski raganya telah tiada, warisan pemikiran dan nilai kemanusiaan Frank Caprio akan terus dikenang. Kepergiannya juga menjadi refleksi penting bagi lembaga peradilan, termasuk di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, peradilan di Tanah Air kerap diterpa kasus korupsi yang melibatkan hakim, sehingga memengaruhi citra institusi peradilan di mata masyarakat. Namun, survei Lembaga Indikator pada Mei 2025 menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan publik terhadap Mahkamah Agung hingga 73,7 persen, naik dari 65,2 persen pada September 2024.
Capaian ini menunjukkan kemajuan dalam upaya memperbaiki integritas lembaga peradilan. Kehidupan dan karier Frank Caprio memberikan pesan kuat bahwa kepercayaan publik tidak hanya lahir dari putusan yang tegas, tetapi juga dari keadilan yang diiringi empati, integritas, dan kepedulian pada martabat manusia.