NASA Temukan Jejak Kimia di Mars, Bukti Baru Potensi Kehidupan Purba

Arazone

Tengahviral.com – Penjelajahan luar angkasa kembali mencuri perhatian dunia setelah NASA mengumumkan temuan baru dari misi Perseverance di Planet Mars. Penjelajah robotik tersebut berhasil menemukan jejak kimia yang diyakini memberi petunjuk bahwa Mars mungkin pernah memiliki kondisi yang mendukung kehidupan.

Penemuan ini muncul setelah para ilmuwan menganalisis sampel batu lumpur dari Kawah Jezero, sebuah danau purba yang diyakini pernah menampung air dalam jumlah besar. Dari hasil pengamatan, tim menemukan material berbasis karbon serta mineral dengan komposisi tak biasa, yang kemungkinan terbentuk di lingkungan layak huni. Temuan tersebut membuat para peneliti semakin yakin bahwa Mars bisa saja pernah menjadi rumah bagi kehidupan mikroba di masa lalu.

Kabar ini menambah panjang daftar penelitian mengenai potensi kehidupan di luar Bumi, sekaligus menjadi bahan diskusi hangat di kalangan ilmuwan. Tidak hanya karena bukti kimiawi yang terungkap, tetapi juga karena hubungannya dengan penelitian internasional lain terkait pencarian peradaban asing di alam semesta.

Jejak Karbon dan Mineral Aneh di Kawah Jezero

Dalam konferensi pers pada Rabu (10/9/2025), pelaksana tugas administrator NASA, Sean Duffy, menyatakan bahwa bukti baru tersebut menjadi salah satu temuan paling menjanjikan sejauh ini.

“Ini mungkin bukti kehidupan paling meyakinkan yang pernah kita temukan di Mars,” ujar Duffy.

Kawah Jezero sendiri telah lama menjadi fokus penelitian karena dianggap sebagai lokasi strategis untuk menemukan tanda-tanda kehidupan. Formasi Bright Angel di dalam kawah itu diperkirakan pernah menjadi tempat mikroba berkembang ketika Mars masih memiliki air melimpah.

Hubungan dengan Penelitian Internasional

Menariknya, beberapa waktu sebelumnya, media Science and Technology Daily di China sempat melaporkan temuan berbeda terkait pencarian kehidupan di luar angkasa. Teleskop radio terbesar di dunia, Sky Eye, dikabarkan berhasil menangkap sinyal elektromagnetik sempit yang dianggap tidak biasa dan berpotensi berasal dari peradaban asing.

Namun, laporan tersebut secara tiba-tiba dihapus dari situs resmi media tersebut, meskipun kabar itu sudah sempat menjadi tren di media sosial Weibo dan diberitakan oleh media lain, termasuk yang dikelola pemerintah.

Menurut laporan itu, Zhang Tonjie—kepala ilmuwan dalam proyek pencarian peradaban luar angkasa—mengungkapkan bahwa sinyal yang ditangkap Sky Eye berbeda dari sinyal radio alami yang pernah ditemukan sebelumnya. Tim ilmuwan disebut masih menyelidiki lebih jauh terkait fenomena tersebut.

Teleskop Sky Eye dan Pencarian Kehidupan

Sky Eye, yang berada di Provinsi Guizhou, Tiongkok barat daya, resmi beroperasi pada September 2020. Dengan diameter mencapai 500 meter, teleskop ini menjadi instrumen radio terbesar di dunia dan difokuskan untuk mencari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi.

Walaupun laporan terkait temuan sinyal tersebut tidak lagi tersedia di situs resmi Science and Technology Daily, keberadaannya tetap memicu spekulasi luas mengenai potensi peradaban asing.

Harapan Ilmuwan Terhadap Temuan NASA

Temuan dari Perseverance menambah bukti kuat bahwa Mars pernah memiliki kondisi yang jauh lebih ramah daripada saat ini. Meski belum ada kepastian mengenai adanya kehidupan, para ilmuwan optimistis hasil penelitian lebih lanjut akan membuka jalan menuju pemahaman yang lebih jelas tentang sejarah planet merah tersebut.

Sampel batuan yang dikumpulkan akan terus dianalisis secara mendetail, baik oleh tim di Mars maupun setelah dikirim ke Bumi pada misi mendatang. Para peneliti berharap dapat memastikan apakah material karbon dan mineral unik tersebut benar-benar berasal dari proses biologis atau hanya fenomena geologis.

Pencarian kehidupan di luar Bumi masih menjadi tantangan besar dalam dunia sains modern. Temuan terbaru NASA melalui Perseverance menjadi langkah penting untuk memahami kemungkinan kehidupan purba di Mars, sekaligus memperluas wawasan umat manusia tentang alam semesta.

Sementara itu, peran lembaga penelitian global, termasuk inisiatif dari Tiongkok dengan Sky Eye, menunjukkan bahwa pencarian jawaban atas pertanyaan terbesar tentang keberadaan makhluk hidup di luar Bumi kini dilakukan bersama oleh komunitas ilmiah internasional.(*)

Bagikan artikel ini
Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version