Tengahviral.com – Penemuan fosil dinosaurus kembali mencuri perhatian dunia ilmiah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah paleontologi, para peneliti di China berhasil menemukan fosil telur dinosaurus yang diperkirakan berusia sekitar 85,9 juta tahun.
Temuan ini dianggap sebagai salah satu penemuan paling berharga dalam studi tentang kehidupan purba, terutama dalam memahami bagaimana dinosaurus beradaptasi terhadap perubahan iklim di masa lalu.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penanggalan uranium-timbal karbonat (U-Pb), sebuah teknik ilmiah yang mampu menentukan usia fosil dengan tingkat akurasi tinggi. Penemuan ini bukan hanya mengungkap fakta baru tentang kehidupan dinosaurus, tetapi juga memberikan perspektif penting mengenai evolusi dan faktor lingkungan yang memengaruhi keberlangsungan spesies raksasa tersebut.
Menurut laporan resmi, fosil telur tersebut diendapkan sekitar 85 juta tahun yang lalu, tepatnya pada periode Kapur Akhir. Periode ini merupakan masa transisi iklim global, ketika suhu bumi mengalami pendinginan setelah era yang sebelumnya lebih hangat. Hal ini dipercaya berpengaruh besar terhadap pola hidup dinosaurus hingga menuju masa kepunahannya.
Situs Penemuan Fosil di Yunyang, China
Fosil telur dinosaurus tersebut ditemukan di situs Qinglongshan, Cekungan Yunyang, China. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu lokasi paling kaya akan fosil, dengan lebih dari 3.000 telur dinosaurus yang sudah berhasil ditemukan. Menariknya, sebagian besar telur terawetkan dalam kondisi tiga dimensi, utuh, dan hanya mengalami sedikit deformasi.
Para peneliti memperkirakan telur-telur tersebut berasal dari satu spesies bernama Placoolithus tumiaolingensis. Spesies ini digolongkan sebagai ootakson, yaitu jenis yang hanya diketahui dari telurnya, bukan dari tulang atau fosil tubuh. Dari 28 telur yang menjadi fokus penelitian, semuanya menunjukkan usia yang konsisten berdasarkan hasil penanggalan U-Pb.
Metode Penanggalan Uranium-Timbal
Dalam riset ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Bi Zhao dari Institut Geosains Hubei, menggunakan teknologi laser mikro untuk menganalisis sampel kulit telur. Proses tersebut menguapkan mineral karbonat menjadi aerosol, kemudian dianalisis menggunakan spektrometer massa guna menghitung jumlah atom uranium dan timbal.
“Karena uranium meluruh menjadi timbal pada laju yang tetap, kami dapat menghitung usia fosil dengan mengukur timbal yang terakumulasi—ini seperti jam atom untuk fosil,” jelas Dr. Zhao, dikutip dari Discover Wildlife, Minggu, 14 Februari 2025.
Hasil analisis tersebut menunjukkan semua sampel telur memiliki usia yang serupa, yakni sekitar 85 juta tahun. Penemuan ini dianggap penting karena menempatkan fosil tersebut pada masa perubahan iklim global yang signifikan.
Perubahan Iklim dan Dampaknya pada Dinosaurus
Temuan fosil ini memberi gambaran bagaimana dinosaurus hidup di tengah perubahan besar yang terjadi pada Zaman Kapur Akhir. Tepat sebelum pengendapan telur, yakni di Zaman Turonia (sekitar 94 hingga 90 juta tahun lalu), suhu bumi mengalami penurunan drastis.
Transisi iklim dari hangat ke lebih dingin diyakini menjadi salah satu faktor utama menurunnya populasi dinosaurus. Penelitian terbaru ini memperkuat teori bahwa perubahan iklim global berperan besar dalam kepunahan spesies purba tersebut.
“Pencapaian kami memiliki implikasi signifikan bagi penelitian tentang evolusi dan kepunahan dinosaurus, serta perubahan lingkungan di Bumi selama Zaman Kapur Akhir,” ujar Zhao. Ia menambahkan bahwa temuan semacam ini mampu mengubah fosil menjadi narasi menarik tentang sejarah bumi dan peradaban awal makhluk hidup.
Menguak Rahasia Kehidupan Purba
Penemuan telur dinosaurus berusia puluhan juta tahun ini membuka peluang besar bagi dunia sains untuk memahami lebih jauh mengenai adaptasi dinosaurus dalam menghadapi perubahan lingkungan. Selain itu, riset ini juga menjadi bukti nyata bahwa teknologi modern mampu menjawab misteri besar yang selama ini tersimpan dalam lapisan bumi.
Dengan semakin banyaknya penemuan fosil di berbagai belahan dunia, para ahli berharap dapat menyusun ulang sejarah evolusi dinosaurus secara lebih utuh. Temuan di Yunyang, China, kini menjadi salah satu referensi utama dalam penelitian paleontologi modern.(*)