Tengahviral.com, Milan – San Siro, salah satu stadion paling ikonik di Italia dan dunia, kembali menjadi pusat perhatian. Dewan Kota Milan tengah dilanda perpecahan terkait rencana penjualan stadion bersejarah ini beserta lahan sekitarnya kepada dua klub besar, AC Milan dan Inter Milan. Keputusan ini membuka jalan bagi kedua klub untuk merealisasikan proyek pembangunan stadion baru, meski rencana tersebut menuai pro dan kontra di kalangan politisi maupun masyarakat.
Rencana tersebut dinilai ambisius karena diperkirakan sekitar 90 persen struktur San Siro saat ini akan dihancurkan untuk memberi ruang bagi proyek anyar. Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar tentang masa depan stadion yang selama puluhan tahun menjadi saksi sejarah sepak bola Italia dan konser musik dunia.
Menurut laporan media Italia, La Repubblica yang dikutip FCInterNews, perdebatan sengit muncul di internal Dewan Kota. Politisi dari kubu kanan menuding adanya keterlambatan dalam memenuhi tenggat pembentukan komite, sementara pihak kiri secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap proyek tersebut. Bahkan, beberapa pihak meminta agar rencana ini dikonsultasikan dengan Kepala Dinas Lingkungan, Elene Grandi, yang sebelumnya sudah mengutarakan penolakan.
Dewan Kota Tidak Punya Keputusan Akhir
Meski menimbulkan perdebatan panas, laporan menegaskan bahwa Dewan Kota Milan sejatinya tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan final. Dewan hanya bertugas mengkaji resolusi sebelum menyerahkannya ke kamar legislatif untuk diputuskan melalui pemungutan suara. Sikap “non-vote” yang diberikan Dewan Kota memperlihatkan posisi mereka yang lebih sebagai pengamat ketimbang pengambil keputusan.
Kritik dan Dukungan
Kontroversi ini semakin tajam ketika sejumlah pihak menyoroti aspek ekonomi dari stadion. Claudio Trotta, Wakil Presiden Komite “Yes Meazza”, menegaskan bahwa San Siro sejatinya masih mampu menopang diri secara finansial, bahkan tanpa kehadiran dua tim besar tersebut.
“Pada bulan Juni dan Juli saja, penyewaan konser menghasilkan sekitar €10 juta, jumlah yang setara dengan kewajiban tahunan Milan dan Inter kepada dewan kota,” kata Trotta. Menurutnya, fakta tersebut membuktikan bahwa stadion tidak sepenuhnya bergantung pada klub sepak bola.
Di sisi lain, AC Milan dan Inter Milan melihat kepemilikan penuh atas lahan San Siro sebagai langkah strategis. Dengan begitu, kedua klub dapat mengendalikan pembangunan stadion modern yang lebih sesuai dengan kebutuhan bisnis dan sepak bola masa kini.
San Siro: Antara Sejarah dan Masa Depan
San Siro, atau yang juga dikenal sebagai Stadio Giuseppe Meazza, bukan hanya sekadar stadion. Sejak dibuka pada 1926, stadion ini menjadi rumah bagi laga-laga klasik Serie A, Liga Champions, hingga pertandingan internasional bergengsi. Selain itu, San Siro juga menjadi venue konser raksasa musisi dunia, menjadikannya simbol budaya dan hiburan bagi Kota Milan.
Jika rencana pembangunan stadion baru benar-benar terealisasi, Italia akan kehilangan salah satu situs olahraga bersejarahnya. Namun, bagi Milan dan Inter, proyek ini diyakini sebagai investasi jangka panjang untuk menjaga daya saing di kancah sepak bola global.(*)