Insiden Mobil Terbang XPeng di China, Satu Unit Terbakar saat Latihan Jelang Air Show

Arazone

Tengahviral.com – Industri kendaraan terbang kembali menjadi sorotan setelah dua mobil terbang (flying car) buatan XPeng mengalami tabrakan saat latihan menjelang Changchun Air Show di Provinsi Jilin, China, Selasa (16/9/2025). Peristiwa ini memunculkan pertanyaan besar terkait keselamatan teknologi eVTOL (electric vertical take-off and landing) yang tengah dikembangkan sebagai solusi transportasi masa depan.

Dalam insiden tersebut, satu unit dilaporkan terbakar ketika mendarat, sementara satu lainnya berhasil mendarat dengan selamat. Pihak berwenang menyebut seorang pilot mengalami luka-luka, meskipun detail kondisinya belum disampaikan secara resmi ke publik. Kejadian ini terekam dalam sejumlah foto dan video yang tersebar di media sosial, memperlihatkan momen ketika salah satu wahana terbang terbakar dan api dipadamkan oleh tim darurat di lokasi.

XPeng AeroHT, anak perusahaan dari XPeng yang fokus pada pengembangan mobil terbang, menjelaskan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh jarak antar-pesawat yang tidak memadai saat latihan formasi. Tim darurat berhasil memadamkan api dengan cepat, sementara investigasi awal difokuskan pada faktor jarak penerbangan antar unit.

Model X2 Diduga Terlibat

Meski belum ada konfirmasi resmi dari XPeng, sejumlah sumber menyebut model yang digunakan kemungkinan adalah XPeng AeroHT X2, kendaraan eVTOL dua kursi yang pertama kali dikembangkan pada 2021. Mobil terbang listrik ini dirancang untuk perjalanan jarak pendek di kawasan perkotaan dengan kemampuan terbang hingga 35 menit atau sekitar 40 kilometer.

X2 mampu mencapai kecepatan maksimum 130 kilometer per jam, dengan ketinggian jelajah terbatas pada 300–500 meter. Bobot lepas landas maksimum mobil terbang ini mencapai 760 kilogram dengan kapasitas angkut hingga 200 kilogram.

Kendaraan ini dibuat dari material serat karbon untuk menjaga bobot tetap ringan, serta ditenagai delapan motor listrik dengan baling-baling yang berputar berlawanan arah. XPeng AeroHT X2 juga dilengkapi dengan empat paket baterai independen, sistem redundansi keselamatan, deteksi lingkungan sferis, parasut balistik darurat, hingga fitur pendaratan otonom.

Teknologi dan Fitur Keamanan

Sebagai bagian dari upaya memperkuat keamanannya, AeroHT X2 dibekali kamera omnidirectional, pemantauan darat, dan video real-time yang membantu operator mengawasi penerbangan. Mobil terbang ini juga mendukung mode manual maupun autopilot, sehingga dapat digunakan dengan fleksibilitas tinggi.

Harga kendaraan ini diperkirakan berada di kisaran Rp 5 miliar untuk pasar global, menjadikannya salah satu eVTOL yang cukup mahal di kelasnya.

Kekhawatiran terhadap Keselamatan eVTOL

Insiden tabrakan di Changchun Air Show memicu diskusi publik mengenai kesiapan industri eVTOL menghadapi tantangan dunia nyata. Banyak pihak menilai peristiwa ini sebagai pengingat penting bahwa meskipun teknologi kendaraan terbang terus berkembang, aspek keselamatan tetap menjadi faktor utama yang harus diperhatikan sebelum masuk ke tahap komersialisasi luas.

XPeng, sebagai salah satu pelopor mobil terbang asal China melalui AeroHT sejak 2020, menghadapi ujian besar untuk membuktikan bahwa produknya aman digunakan di ruang udara perkotaan. Hingga berita ini diturunkan, perusahaan belum mengeluarkan keterangan resmi lebih lanjut mengenai tindak lanjut pasca insiden.

Pengembangan mobil terbang seperti XPeng AeroHT X2 memang membawa harapan baru dalam dunia transportasi masa depan. Namun, insiden di Changchun Air Show memperlihatkan bahwa masih ada tantangan serius yang perlu diatasi, terutama terkait faktor keamanan penerbangan. Dengan harga tinggi dan teknologi kompleks, kendaraan ini masih harus melalui serangkaian uji keselamatan ketat sebelum benar-benar dapat diandalkan masyarakat luas.(*)

Bagikan artikel ini
Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version