Tengahviral.com, Jakarta – Gelaran Synchronize Fest 2025 kembali menjadi sorotan besar dalam industri musik Tanah Air. Festival musik tahunan ini berlangsung di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, dan sejak hari pertama penyelenggaraan pada Jumat, 3 Oktober 2025, sudah berhasil menarik ribuan penonton dari berbagai kalangan.
Sebagai salah satu festival musik terbesar di Indonesia, Synchronize Fest selalu menawarkan keragaman genre dan kejutan yang membuat penggemar musik rela berdesakan demi menyaksikan penampilan idolanya. Puluhan musisi lintas generasi turut tampil, membawa suasana meriah yang jarang ditemui di panggung musik lain.
Di antara deretan musisi papan atas, band asal Yogyakarta, Letto, menjadi salah satu yang paling menyita perhatian. Grup musik yang populer sejak awal 2000-an ini sukses membangkitkan nostalgia sekaligus menghadirkan gebrakan baru lewat penampilan penuh energi dan eksperimen aransemen yang tidak biasa.
Sapa Hangat dan Humor Noe
Letto membuka penampilannya dengan interaksi hangat yang langsung mendekatkan mereka dengan penonton. Sang vokalis, Noe, bahkan melontarkan candaan yang mengundang tawa, terutama kepada penonton muda yang mungkin baru mengenal lagu-lagu Letto dari orang tua mereka.
“Salam buat orangtuamu yang sudah mengenalkan lagu ini sejak bayi..,” ujar Noe dari atas District Stage, yang langsung disambut riuh penonton.
Kehangatan itu membuat atmosfer semakin intim, sebelum Letto menghadirkan kejutan yang tidak terduga.
“Sandaran Hati” Berubah Jadi Dangdut Koplo
Momen tak terlupakan terjadi ketika Letto tiba-tiba mengubah aransemen lagu populer mereka, “Sandaran Hati”. Lagu yang biasanya dibawakan dengan nuansa syahdu dan penuh emosi, malam itu diubah menjadi versi dangdut koplo.
Perubahan mendadak itu sontak mengubah suasana. Penonton yang semula larut dalam nuansa romantis langsung bergoyang bersama, menciptakan arena joget massal yang jarang terjadi dalam konser Letto. Energi panggung semakin membara, dan para penonton tampak terhipnotis mengikuti irama baru yang segar.
Melihat antusiasme yang luar biasa, Noe kembali melontarkan guyonan khasnya. “Capek ya? Urusan lembur, asam urat,” katanya yang langsung disambut gelak tawa penonton.
Eksperimen Musik Lintas Genre
Tidak berhenti sampai di situ, Letto melanjutkan aksinya dengan membawakan lagu rakyat “Gundul-gundul Pacul” dalam versi dangdut. Eksperimen musikal ini menunjukkan sisi kreatif band yang tidak segan keluar dari zona nyaman.
Band ini bahkan mencoba mengaransemen ulang lagu dengan sentuhan grunge, meskipun akhirnya diakui oleh Noe kurang cocok. “Ternyata nggak cocok,” ucapnya singkat, yang membuat suasana semakin cair.
Pesan Filosofis dan Penutup Manis
Di tengah penampilan, Noe juga menyelipkan petuah khas yang menjadi ciri dirinya di atas panggung. “Selama nafas belum selesai cerita belum selesai masih bisa dilanjutkan kalau sama mantan lupakan dia adalah jodoh yang putus asa,” tuturnya, disambut tepuk tangan penonton.
Sebagai penutup, Letto memilih lagu ikonik mereka, “Sebelum Cahaya”, yang menjadi pamungkas dalam konser malam itu. Dengan penuh penghayatan, Noe kembali menitipkan pesan manis kepada para penggemar. “Lagunya jangan berubah seperti rasa sayangmu pada orang tuamu,” ucapnya, menutup penampilan dengan kesan mendalam.
Penampilan Letto di Synchronize Fest 2025 membuktikan bahwa band era 2000-an ini masih relevan dan mampu menyuguhkan sesuatu yang segar bagi generasi baru. Mereka tidak hanya bernostalgia, tetapi juga berani bereksperimen dan memberi warna baru di panggung festival musik terbesar di Indonesia.(*)