Tengahviral.com, Jakarta – Thailand kembali mencuri perhatian dunia maya berkat penemuan fenomena alam yang memukau — formasi batu raksasa yang menyerupai ular atau naga sedang tidur. Batu yang dijuluki “Naga Tidur” ini viral di berbagai platform media sosial setelah foto dan videonya diunggah oleh wisatawan dan media lokal. Bentuknya yang menyerupai ular lengkap dengan kepala dan sisik alami membuat banyak orang terkesima.
Fenomena langka ini ditemukan di dua lokasi berbeda, yakni tepi Sungai Khek di Provinsi Phetchabun dan Gua Naka di Taman Nasional Phu Langka, Provinsi Bueng Kan. Kedua tempat tersebut kini menjadi magnet wisata baru di Thailand karena keunikannya yang seolah menghidupkan kembali legenda makhluk mistis dalam budaya lokal.
Selain keindahan visualnya, penampakan “Naga Tidur” juga memunculkan perbincangan hangat antara sains dan mitologi. Sebagian masyarakat mengaitkan batu ini dengan sosok Phaya Naga — naga penjaga sungai dalam kepercayaan Thailand — sementara para ahli geologi menjelaskan fenomena ini sebagai hasil dari proses alam ribuan tahun yang lalu.
Keajaiban Alam yang Viral di Dunia Maya
Batu berbentuk ular raksasa pertama kali menarik perhatian publik setelah warga sekitar Sungai Khek, Kecamatan Khek Noi, Kabupaten Khao Kho, membagikan potret batu besar dengan bentuk menyerupai naga tengah terlelap. Julukan “Naga Tidur” pun melekat pada batu ini karena bentuknya yang tampak realistis dari kejauhan.
Fenomena serupa juga ditemukan di Gua Naka, Taman Nasional Phu Langka, Distrik Bueng Khong Long, Provinsi Bueng Kan. Nama “Naka” sendiri berarti “ular” dalam bahasa Thailand, semakin memperkuat kesan mistis dan keterkaitan budaya dengan legenda naga penjaga air. Kedua lokasi tersebut kini ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung keindahan unik ciptaan alam ini.
Unggahan foto dan video dari wisatawan dengan cepat viral di media sosial seperti TikTok, Facebook, dan Instagram. Banyak warganet yang mengaku takjub dengan kemiripan batu tersebut dengan ular sungguhan, bahkan beberapa menyebutnya sebagai keajaiban alam yang “terlihat hidup.”
Tekstur Realistis dan Penjelasan Ilmiah di Baliknya
Keindahan batu “Naga Tidur” tak hanya berasal dari bentuknya yang menyerupai ular, tetapi juga tekstur permukaannya yang tampak seperti sisik reptil raksasa. Dari kejauhan, batu ini terlihat seperti makhluk hidup yang sedang menggeliat di antara pepohonan.
Para ahli geologi dari Thailand menjelaskan bahwa formasi ini terbentuk secara alami melalui proses erosi dan pelapukan pada batuan kapur. Dalam laporan ThaiNews, disebutkan bahwa fenomena ini terbentuk akibat retakan alami yang dikenal dengan istilah “Sun Crack” — perbedaan suhu ekstrem antara siang dan malam yang menyebabkan batuan mengembang dan menyusut berulang kali.
Proses alami yang berlangsung selama lebih dari 100.000 tahun tersebut membentuk pola sisik dan kontur menyerupai tubuh ular. Selain faktor suhu, aliran air hujan yang mengikis batuan dari waktu ke waktu turut memperkuat pola alami ini hingga terlihat begitu nyata.
Legenda Phaya Naga dan Kekuatan Budaya Lokal
Dalam mitologi Thailand, makhluk naga dikenal dengan sebutan Phaya Naga — sosok penjaga sungai dan simbol kesuburan serta keberuntungan. Banyak masyarakat di sekitar Sungai Mekong percaya bahwa naga ini hidup di perairan dan muncul dalam bentuk fenomena alam yang luar biasa, seperti bola api naga atau formasi batu menyerupai ular.
Bagi masyarakat lokal, penampakan batu “Naga Tidur” bukan sekadar fenomena geologi, tetapi juga tanda keberkahan dari alam. Ritual doa dan sesajen sering dilakukan di sekitar lokasi batu sebagai bentuk penghormatan terhadap kekuatan spiritual yang diyakini bersemayam di sana.
Meski para ilmuwan menyebutnya sebagai hasil alami, banyak wisatawan justru datang karena daya tarik spiritual dan nilai budaya di balik legenda Phaya Naga. Fenomena ini memperlihatkan perpaduan menarik antara keindahan alam dan kepercayaan kuno yang tetap hidup di tengah masyarakat modern.
Daya Tarik Wisata Baru Thailand
Penemuan “Naga Tidur” di dua provinsi ini menjadikan Phetchabun dan Bueng Kan sebagai destinasi wisata baru yang diminati. Pemerintah lokal pun mulai mempromosikan lokasi tersebut sebagai bagian dari paket wisata alam dan budaya.
Di tepi Sungai Khek, wisatawan dapat berjalan menyusuri jalur alami sambil menikmati pemandangan batu besar menyerupai ular yang berbaring di antara pepohonan. Sementara di Gua Naka, pengunjung dapat menjelajahi bagian dalam gua dengan panduan lokal yang menjelaskan legenda Phaya Naga secara langsung.
Karena tingginya minat wisatawan, pihak Taman Nasional Phu Langka bahkan mulai menerapkan sistem pembatasan jumlah pengunjung harian untuk menjaga kelestarian batuan dan lingkungan sekitarnya. Hal ini menunjukkan keseriusan Thailand dalam menjaga keseimbangan antara pariwisata dan konservasi alam.
Bukti Harmoni Alam dan Budaya
Fenomena batu mirip ular raksasa ini menjadi bukti bahwa keajaiban alam dan budaya bisa saling melengkapi. Di satu sisi, sains menjelaskan asal-usulnya melalui proses geologis yang panjang; di sisi lain, budaya memberikan makna spiritual yang memperkaya narasi di balik keindahannya.
Keberhasilan fenomena ini menarik wisatawan dunia juga menunjukkan kekuatan media sosial dalam memperkenalkan pesona alam Thailand ke kancah global. Banyak turis asing yang datang bukan hanya untuk berfoto, tetapi juga untuk memahami filosofi dan kisah budaya yang melatarbelakangi “Naga Tidur.”
Fenomena ini mengingatkan kita bahwa alam tidak hanya menciptakan bentuk yang indah, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai budaya yang mempererat hubungan manusia dengan lingkungannya.(*)