Tengahviral.com, Jakarta – Sebuah video viral di media sosial menggegerkan warga Jakarta Utara, memperlihatkan seorang pria naik ke atap rumah warga di kawasan Ancol setelah diteriaki maling. Insiden tersebut sempat menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat. Namun, pihak kepolisian memastikan bahwa pria dalam video tersebut bukanlah seorang pencuri seperti yang ramai disebut di dunia maya.
Kejadian ini menyita perhatian publik karena tersebar luas di berbagai platform digital, memicu perdebatan dan simpati dari warganet. Banyak yang awalnya percaya dengan narasi bahwa pria tersebut adalah maling, sebelum kemudian fakta sebenarnya diungkap oleh pihak kepolisian. Insiden ini juga menjadi pengingat penting tentang bahaya penyebaran informasi tanpa verifikasi di media sosial.
Kasus ini kini telah diselesaikan secara damai antara pihak-pihak yang terlibat. Polisi menegaskan tidak ada unsur pencurian, melainkan hanya kesalahpahaman yang dipicu oleh konflik pribadi antara dua orang yang saling mengenal.
Kronologi Kejadian Pria Naik ke Atap Rumah di Ancol
Dalam video yang beredar, seorang pria berbaju hitam terlihat berada di atas atap rumah warga di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Warga sekitar tampak mengerumuni lokasi sambil berteriak dan merekam kejadian tersebut. Tak lama kemudian, muncul rekaman lanjutan yang memperlihatkan pria itu sudah dalam kondisi terikat dan tampak lemas saat diseret oleh warga.
Narasi yang menyertai video itu menyebutkan bahwa pria tersebut hendak menagih utang. Namun, warga yang tidak mengetahui duduk perkaranya justru meneriakinya maling. Situasi pun sempat memanas hingga akhirnya aparat kepolisian turun tangan untuk menenangkan warga dan memastikan kondisi aman.
Polisi Klarifikasi Fakta Sebenarnya
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok, AKP Handam Samudro, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa pria yang naik ke atap rumah warga bukanlah maling seperti yang ramai dibicarakan di media sosial.
“Benar terkait hal tersebut bahwa yang berada di atap rumah warga tersebut bukan maling atau pencuri seperti narasi di beberapa media sosial,” jelas Handam pada Minggu (12/10/2025).
Polisi menjelaskan bahwa pria tersebut berinisial AS, sementara orang yang meneriakinya maling berinisial D, yang ternyata merupakan mantan rekan kerjanya sendiri.
Penyebab Kesalahpahaman
Menurut keterangan kepolisian, insiden bermula dari perselisihan antara AS dan D. Keduanya sempat terlibat cekcok hingga AS memukul atau melukai D. Tak lama setelah itu, D mengejar AS dan meneriakinya maling, membuat warga sekitar salah paham dan langsung bereaksi spontan.
“AS dikejar dan diteriaki maling oleh mantan rekan kerjanya karena sesaat sebelumnya keduanya terlibat cekcok, dan AS sempat memukul atau melukai D,” ujar Handam menjelaskan kronologi kejadian.
Diselesaikan Secara Kekeluargaan
Usai kejadian, pihak kepolisian memanggil kedua belah pihak untuk dimintai keterangan. Setelah melalui proses mediasi, baik AS maupun D sepakat untuk berdamai dan tidak melanjutkan kasus ini ke jalur hukum.
“Keduanya sudah saling memaafkan dan sepakat tidak membawa permasalahan ini ke ranah hukum. Mereka juga telah membuat surat pernyataan damai,” tambah Handam.
Dengan berakhirnya kasus ini secara kekeluargaan, polisi mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing atau menyebarkan informasi yang belum tentu benar, terutama yang berasal dari media sosial tanpa verifikasi.
Warga Diimbau Bijak Gunakan Media Sosial
Kasus viral ini kembali menunjukkan pentingnya kehati-hatian dalam menerima dan membagikan informasi. Polres Jakarta Utara mengingatkan warga agar selalu memeriksa kebenaran berita sebelum membagikannya. Penyebaran kabar yang tidak akurat dapat memicu kepanikan dan kesalahpahaman di masyarakat.
Pakar komunikasi digital juga menilai fenomena seperti ini menjadi tantangan di era keterbukaan informasi. Warga kerap bertindak berdasarkan emosi dan narasi di media sosial tanpa melihat fakta di lapangan.
Dampak Sosial dari Kesalahpahaman Publik
Insiden ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana persepsi publik dapat terbentuk dengan cepat hanya melalui potongan video tanpa konteks. Banyak warganet yang merasa bersalah setelah mengetahui fakta sebenarnya, karena sebelumnya sempat ikut berkomentar negatif di kolom media sosial.
Dalam konteks yang lebih luas, kasus ini menegaskan perlunya literasi digital yang lebih baik di masyarakat agar tidak mudah terjebak pada hoaks atau narasi sepihak.
Kejadian pria naik ke atap rumah di Ancol dan diteriaki maling ini akhirnya berujung damai setelah klarifikasi dari kepolisian. Insiden tersebut menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Pihak berwenang berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak menimbulkan kesalahpahaman serupa di masa depan.