Layanan Bantuan Arsitektur Gratis Resmi Dibuka di Jakarta, Warga Berpenghasilan Rendah Bisa Dapat Desain Rumah Tanpa Biaya

Arazone

Tengahviral.com, Jakarta – Warga DKI Jakarta kini memiliki kesempatan istimewa untuk mendapatkan bantuan arsitektur gratis melalui program baru bertajuk Lembaga Bantuan Arsitektur (LBA). Program ini diluncurkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta sebagai upaya membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang ingin membangun atau merenovasi rumah tanpa harus mengeluarkan biaya konsultasi desain.

Program ini resmi diperkenalkan dalam acara Jakarta Architecture Festival (JAF) 2025 yang digelar di Blok M Hub pada 16–26 Oktober 2025. Inisiatif tersebut mendapat perhatian luas karena menjadi langkah nyata dalam mewujudkan akses arsitektur yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dengan adanya LBA, warga tidak hanya mendapatkan bantuan dalam hal desain rumah, tetapi juga pendampingan hingga tahap Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Program ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya hunian yang layak, aman, dan legal di wilayah Jakarta, khususnya bagi mereka yang sebelumnya kesulitan mengakses jasa arsitek profesional karena keterbatasan biaya.

Konsep dan Tujuan Program Lembaga Bantuan Arsitektur (LBA)

Ketua IAI Jakarta, Teguh Aryanto, menjelaskan bahwa konsep LBA terinspirasi dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH), namun difokuskan untuk bidang arsitektur. Ia menegaskan, program ini merupakan wujud komitmen para arsitek untuk mengabdi kepada masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah.

“Melalui LBA, masyarakat MBR bisa mendapatkan pendampingan gratis mulai dari konsultasi desain hingga proses pengurusan PBG,” ujar Teguh kepada detikcom, Sabtu (18/10/2025).

Pada tahap awal, sedikitnya 10 hingga 20 arsitek akan terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan program ini. Namun, jumlah tersebut bisa bertambah sesuai dengan banyaknya warga yang mendaftar. Teguh menyebutkan bahwa di Jakarta saat ini terdapat sekitar 1.500 arsitek terdaftar yang siap berpartisipasi apabila permintaan meningkat.

Syarat dan Kriteria Peserta Bantuan Arsitektur Gratis

Agar bisa memperoleh layanan dari Lembaga Bantuan Arsitektur, warga DKI Jakarta perlu memenuhi sejumlah kriteria yang telah ditetapkan oleh IAI Jakarta. Berikut ketentuannya:

  • Pemohon harus berdomisili di wilayah DKI Jakarta dan memiliki lahan pribadi di area tersebut.
  • Termasuk dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta dapat membuktikannya dengan dokumen resmi.
  • Memiliki rencana membangun rumah baru atau merenovasi rumah lama.
  • Status tanah harus sah dan atas nama sendiri (terbukti dengan sertifikat kepemilikan).
  • Luas tanah maksimal 45 meter persegi.
  • Ketentuan ini dirancang agar bantuan tepat sasaran dan menyentuh kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan pendampingan arsitektur.

Prosedur Pendaftaran Layanan Bantuan Arsitektur (LBA)

Warga yang ingin mendapatkan layanan bantuan arsitektur gratis ini dapat mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh IAI Jakarta.

Tahap pertama, masyarakat dapat datang langsung ke meja konsultasi LBA yang tersedia selama gelaran Jakarta Architecture Festival (JAF) 2025 berlangsung. Setelah acara berakhir pada 26 Oktober 2025, pendaftaran tetap bisa dilakukan dengan menghubungi hotline resmi LBA di nomor 0852-3579-1142 yang mulai aktif per 27 Oktober 2025.

Calon peserta yang memenuhi kriteria akan diminta mengirimkan berkas dokumen pendukung untuk diverifikasi oleh tim LBA. Setelah lolos tahap seleksi, pihak LBA akan menghubungi peserta untuk melakukan pertemuan dan konsultasi desain secara langsung.

Usai seluruh proses perancangan dan pengurusan PBG rampung, maka bantuan dianggap selesai dan warga dapat melanjutkan pembangunan rumah sesuai hasil rancangan yang telah disetujui.

Manfaat Program LBA bagi Masyarakat

Program Lembaga Bantuan Arsitektur (LBA) memiliki dampak signifikan bagi masyarakat Jakarta, terutama dalam mewujudkan keadilan sosial di bidang perumahan. Dengan layanan ini, warga tidak hanya mendapatkan bantuan teknis desain rumah yang layak dan efisien, tetapi juga pendampingan legal agar bangunan yang didirikan memiliki izin resmi sesuai peraturan daerah.

Selain itu, program ini juga menjadi wadah bagi para arsitek muda untuk berkontribusi langsung kepada masyarakat dan memperluas pengalaman profesional mereka. IAI Jakarta menilai inisiatif ini sebagai langkah nyata kolaborasi antara profesi dan publik, di mana arsitektur tidak hanya menjadi milik kalangan elit, tetapi juga solusi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Harapan dan Dukungan dari Publik

Peluncuran LBA mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk masyarakat umum dan kalangan profesional. Banyak yang menilai langkah IAI Jakarta sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang konkret di tengah meningkatnya kebutuhan akan hunian layak di ibu kota.

Beberapa warga yang menghadiri Jakarta Architecture Festival 2025 juga menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. Mereka berharap agar layanan serupa bisa diperluas ke wilayah lain, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, mengingat masalah keterbatasan biaya pembangunan rumah bukan hanya terjadi di Jakarta.

Dengan dukungan masyarakat dan kolaborasi arsitek profesional, program ini diharapkan menjadi contoh inspiratif bagaimana keahlian arsitektur bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas.

Program yang Diharapkan Berkelanjutan

Ketua IAI Jakarta menambahkan, lembaganya berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan program ini. Setelah fase pertama berakhir, LBA akan dievaluasi dan dikembangkan agar bisa mencakup lebih banyak peserta. Ia berharap, pemerintah daerah maupun swasta dapat turut serta mendukung pendanaan dan fasilitas teknis agar layanan ini bisa terus berjalan.

“Program ini kami dedikasikan untuk masyarakat kecil agar mereka dapat membangun rumah yang layak, aman, dan sesuai aturan tanpa terbebani biaya konsultasi,” ujar Teguh.

Inisiatif ini sekaligus menjadi momentum penting untuk memperkuat kesadaran publik bahwa arsitektur memiliki peran sosial yang besar, tidak hanya sebatas gaya hidup, tetapi juga kebutuhan dasar bagi setiap keluarga di Jakarta.

Bagikan artikel ini
Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version