Tengahviral.com, Jakarta –Industri film aksi kembali mencatatkan kejutan besar di tahun 2025. Film Nobody 2, yang disutradarai oleh sineas Indonesia Timo Tjahjanto, berhasil menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Meski performanya di box office mulai mengalami penurunan, film ini sukses mencetak sejarah dengan melampaui pendapatan salah satu karya ikonik Arnold Schwarzenegger.
Sejak dirilis, Nobody 2 menjadi sorotan bukan hanya karena aksi intens yang dibawakan Bob Odenkirk, melainkan juga karena keberhasilan Timo Tjahjanto membawa warna baru ke panggung perfilman global. Fakta bahwa film garapannya dapat menumbangkan catatan pendapatan sebuah film klasik Hollywood menjadi pencapaian simbolis yang penting, sekaligus membuktikan eksistensi Indonesia di kancah perfilman dunia.
Keberhasilan ini pun menegaskan bahwa meski kompetisi box office semakin ketat, film dengan bujet menengah tetap mampu bersaing bila memiliki racikan cerita, aksi, dan penyutradaraan yang tepat.
Pencapaian Box Office yang Mencuri Perhatian
Berdasarkan data dari Box Office Mojo, Nobody 2 telah mengantongi total pendapatan global sebesar USD 38,6 juta. Angka tersebut melampaui pendapatan sepanjang masa film klasik The Running Man (1987) yang dibintangi Arnold Schwarzenegger, dengan capaian USD 38,12 juta.
Prestasi ini menjadi sorotan lantaran dicapai ketika Nobody 2 sudah memasuki fase penurunan signifikan di pasar domestik. Mengutip laporan Deadline pada Sabtu, 13 September 2025, film ini hanya mampu meraih USD 324 ribu pada pekan keempat penayangannya di Amerika Serikat, atau turun 82,9 persen dibanding pekan sebelumnya. Penurunan ini diperparah dengan hilangnya 1.553 layar penayangan, tanda bahwa masa edar film semakin terbatas.
Secara detail, pendapatan Nobody 2 terbagi menjadi USD 21,48 juta dari box office Amerika Serikat dan USD 17,1 juta dari pasar internasional. Kontribusi penonton global menjadi faktor kunci yang membantu film ini menyalip catatan rekor Schwarzenegger.
Simbol Kemenangan atas Film Ikonik
Melampaui capaian The Running Man bukanlah hal sepele. Film yang rilis pada era keemasan Schwarzenegger tersebut dikenal sebagai salah satu karya aksi fiksi ilmiah paling ikonik, bahkan masih memiliki basis penggemar hingga kini.
Dalam konteks ini, kemenangan Nobody 2 tidak hanya bermakna finansial, tetapi juga memberikan legitimasi terhadap kualitas film aksi modern. Prestasi ini membuktikan bahwa karya dengan sentuhan sineas Indonesia mampu menembus persaingan global, sekaligus mempertegas posisi Timo Tjahjanto sebagai sutradara berkelas internasional.
Hutch Mansell Kembali ke Layar Lebar
Di sisi cerita, Nobody 2 masih melanjutkan kisah Hutch Mansell (Bob Odenkirk), mantan pembunuh bayaran yang mencoba menjalani kehidupan normal bersama keluarganya. Dalam sekuel ini, Hutch membawa keluarganya berlibur ke sebuah kota kecil bernama Plummerville dengan harapan bisa memperbaiki hubungan mereka.
Namun, alur cerita berubah tegang ketika liburan tersebut berubah menjadi mimpi buruk. Hutch harus menghadapi pengelola taman hiburan yang korup, sheriff yang licik, hingga bos mafia kejam yang memburu dirinya. Perpaduan konflik personal dan aksi penuh adrenalin menjadi daya tarik utama yang membuat film ini tetap mendapat tempat di hati penonton.
Warisan Baru bagi Film Aksi
Meski performa mingguan Nobody 2 menunjukkan tren penurunan, pencapaian melampaui film ikonik Schwarzenegger memberi nilai simbolis yang tak ternilai. Keberhasilan ini akan selalu menjadi catatan penting dalam perjalanan karier Timo Tjahjanto sekaligus warisan baru dalam genre film aksi.
Bagi industri perfilman Indonesia, keberhasilan ini juga menjadi pembuktian bahwa talenta lokal mampu bersaing di panggung global. Tidak hanya memberi kebanggaan, tetapi juga membuka jalan bagi sineas lain untuk berkiprah di industri internasional.(*)