Tengahviral.com, Papua – PT Freeport Indonesia (PTFI) terus melakukan upaya penyelamatan terhadap tujuh pekerja yang masih terjebak akibat longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave, Tembagapura, Papua Tengah. Hingga kini, tim penyelamat bekerja siang dan malam untuk menembus jalur baru agar bisa mencapai lokasi para karyawan yang terdampak.
Peristiwa longsor yang terjadi pada Senin (8/9/2025) sekitar pukul 22.00 WIT itu menimbulkan keprihatinan mendalam. Selain menyulitkan proses evakuasi karena kondisi terowongan yang berliku, komunikasi dengan para pekerja juga sempat terputus setelah sebelumnya berhasil terjalin menggunakan handy talkie (HT). Situasi ini membuat pencarian semakin menantang, namun tim di lapangan tetap berupaya maksimal.
Dalam keterangan resmi, VP Corporate Communications PTFI Katri Krisnati menyampaikan bahwa perusahaan bersama tim penyelamat masih fokus untuk membuka akses menuju lokasi pekerja. Katri menegaskan pihaknya juga terus memberikan pendampingan kepada keluarga korban yang saat ini berada di Timika.
“Perwakilan keluarga dari karyawan yang terdampak telah berada di Timika dengan pendampingan dari perwakilan perusahaan dan paguyuban karyawan serta terus memperoleh pembaruan situasi secara berkala,” ujarnya, Minggu (14/9/2025).
Ia menambahkan, seluruh pihak diharapkan dapat memberikan doa agar proses penyelamatan berjalan lancar serta tim di lapangan tetap dalam kondisi aman.
Evakuasi Lewat Terowongan Baru
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyebut tim penyelamat telah menggali dua terowongan baru menuju titik yang diduga lokasi pekerja berada. Namun, ketika jalur itu berhasil ditembus, para pekerja tidak ditemukan.
“Dua terowongan baru itu sudah sampai di titik lokasi awal, di tempat pegawai yang terjebak tadi. Tetapi yang bersangkutan tidak ada di lokasi,” kata Yuliot di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Menurut Yuliot, setelah insiden longsor, para pekerja sempat berkomunikasi melalui HT sehingga lokasi awal bisa diperkirakan. Berdasarkan hitungan, evakuasi seharusnya selesai dalam waktu sekitar 30 jam. Namun, meski jalur sudah terbuka, keberadaan mereka belum terdeteksi.
“Kalau yang 30 jam itu sudah sampai di titik lokasi (dengan) tambahan terowongan baru, tapi ini yang terjebak itu belum ditemukan,” jelasnya.
Komunikasi terakhir dengan pekerja terputus diduga akibat baterai HT habis. Kondisi terowongan tambang yang kompleks dengan jalur berliku membuat proses pencarian harus menelusuri beberapa kemungkinan arah pergerakan pekerja.
“Komunikasi ini mungkin habis baterai atau apa, ini sudah putus komunikasi. Tapi tim di lapangan itu berusaha untuk melihat arahnya ke terowongan mana,” kata Yuliot.
Tim Masih Berupaya Maksimal
Kementerian ESDM memastikan tetap terlibat dalam operasi penyelamatan ini. Yuliot menegaskan, meskipun situasi di lapangan berbeda dengan perkiraan awal, pencarian akan terus dilakukan secara intensif.
“Karena kondisinya agak berbeda dari perkiraan awal, ini diusahakan secepatnya,” ujarnya.
Hingga kini, tim gabungan yang terdiri dari PTFI, Kementerian ESDM, serta pihak terkait lainnya masih bekerja penuh untuk menemukan tujuh pekerja tersebut.(*)