Pemprov DKI Resmi Pindahkan Patung Sudirman, Ini Lokasi Barunya

Arazone

Tengahviral.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi mengumumkan rencana pemindahan Patung Jenderal Sudirman ke lokasi baru yang lebih strategis. Kebijakan ini beriringan dengan pembangunan kawasan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat, yang digadang sebagai pusat integrasi transportasi modern sekaligus ikon baru ibu kota.

Keputusan ini dinilai sebagai langkah penting dalam menata wajah Jakarta agar lebih modern dan terintegrasi, tanpa melupakan penghormatan terhadap pahlawan nasional. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa patung Jenderal Sudirman akan ditempatkan di posisi yang lebih menonjol sehingga mudah terlihat masyarakat luas. Menurutnya, tokoh besar ini patut diberikan ruang yang lebih layak di tengah pusat kota.

Meski begitu, kebijakan tersebut menuai reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian pihak mendukung karena patung akan lebih terlihat dan representatif, sementara yang lain menilai pemindahan justru berisiko mengurangi nilai sejarah kawasan Jalan Jenderal Sudirman.

Patung Dipindahkan ke Perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman

Patung Jenderal Sudirman yang selama ini berdiri di Jalan Jenderal Sudirman rencananya akan dipindahkan ke titik perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman. Lokasi baru ini dipilih agar keberadaan patung lebih jelas terlihat, terutama saat lalu lintas padat.

“Patung Sudirman ini harus kita apresiasi, karena beliau adalah jenderal besar. Saat kawasan Dukuh Atas selesai dikembangkan, patung tersebut akan ditempatkan di lokasi yang benar-benar berada di depan,” ujar Gubernur Pramono Anung di Balai Kota Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Pramono menambahkan, penataan ulang ini akan membuat masyarakat yang melintas dari arah Jalan Thamrin lebih mudah melihat sosok Jenderal Sudirman, bahkan sebelum memasuki kawasan Dukuh Atas.

Mendukung Pembangunan TOD Dukuh Atas

Pemindahan patung ini tidak lepas dari proyek TOD Dukuh Atas yang sedang dibangun sebagai pusat integrasi transportasi massal. Kawasan tersebut akan menghubungkan berbagai moda transportasi, seperti MRT, LRT, KRL, hingga kereta bandara.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menjelaskan, rencana penempatan ulang patung sejalan dengan desain TOD yang dicanangkan Gubernur Jakarta.

“Ini desain dari Pak Gubernur. Ada kemungkinan patung Jenderal Sudirman yang sebelumnya berada di sisi selatan akan dipindahkan lebih dekat ke arah Thamrin,” kata Dudy, Selasa (30/9/2025).

Ia menekankan bahwa integrasi transportasi di Dukuh Atas akan memudahkan mobilitas warga, karena semua moda saling terkoneksi tanpa harus keluar dari gedung.

“Semua moda akan saling terkoneksi. Bukan hanya warga Jakarta, tapi juga masyarakat luar daerah akan merasakan manfaatnya,” jelas Dudy.

Pro dan Kontra di Masyarakat

Meski dipandang sebagai langkah strategis, kebijakan pemindahan patung menuai pro dan kontra dari warga Jakarta.

Sofia (25), warga Setiabudi, mengaku keberatan karena khawatir nilai sejarah kawasan Jalan Jenderal Sudirman akan berkurang.

“Kalau dipindahkan, berarti jalan ini juga harus diganti namanya? Aneh kan, Sudirman jalannya tetap, tapi patungnya hilang,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).

Pendapat serupa disampaikan Okta (26), yang menilai patung bukan sekadar monumen, melainkan simbol identitas kawasan.

“Patung ini bukan hanya monumen, tapi juga simbol Jalan Sudirman. Kalau dipindahkan, sejarahnya ikut bergeser. Kalau ganti lokasi, mengganti nama jalan juga layak dipikirkan,” katanya.

Di sisi lain, Udin (38), pengemudi ojek online, berpendapat pemindahan bukan solusi terbaik.
“Kalau cuma alasan supaya terlihat dari Thamrin, sebenarnya cukup ditata ruangnya. Tidak perlu dipindahkan. Jalan Sudirman itu sudah identik dengan sosok Jenderal Sudirman,” ucapnya.

Dampak Terhadap Citra Jakarta

Rencana pemindahan patung ini dipandang akan memengaruhi citra Jakarta sebagai kota metropolitan yang terus bertransformasi. Di satu sisi, pemerintah ingin menonjolkan ikon sejarah di tengah wajah baru kota. Namun di sisi lain, masyarakat tetap menginginkan agar identitas sejarah tidak hilang karena modernisasi.

Perdebatan ini mencerminkan tantangan Pemprov DKI Jakarta dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian sejarah. Patung Jenderal Sudirman tidak hanya sekadar monumen, tetapi juga simbol perjuangan bangsa yang sudah melekat kuat di ibu kota.(*)

Bagikan artikel ini
Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version