Tengahviral.com – Perjalanan spiritual seseorang sering kali penuh dengan liku, pencarian panjang, serta pergulatan batin yang mendalam. Hal itu pula yang dialami oleh Dondy Tan, seorang pria yang kini dikenal luas sebagai pendakwah mualaf di berbagai platform media sosial. Ia kerap hadir dalam podcast dan siniar, membagikan kisah hidupnya yang menginspirasi banyak orang.
Keputusan Dondy Tan untuk memeluk Islam bukanlah hasil paksaan maupun pengaruh lingkungan, melainkan buah dari riset pribadi yang ia lakukan selama bertahun-tahun. Selama tujuh tahun lamanya, ia menempuh perjalanan intelektual dan spiritual yang mendalam, hingga akhirnya menemukan jawaban atas kegelisahan batin yang ia rasakan sejak lama.
Lahir dan dibesarkan dalam keluarga non-Muslim, Dondy Tan sempat aktif dalam komunitas Kristen Protestan. Namun, seiring waktu, ia mulai merasakan ketidakselarasan antara penjelasan dalam kitab sucinya dengan logika dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dari sinilah ia mulai membuka diri untuk mempelajari agama lain, termasuk Islam, yang pada akhirnya menjadi jalan hidup barunya.
Dari Membandingkan Kitab Suci hingga Menemukan Jawaban
Salah satu langkah penting dalam pencarian Dondy Tan adalah mempelajari Al-Qur’an secara serius. Ia membandingkan isi Al-Qur’an dengan kitab suci agama sebelumnya. Proses ini tidak dilakukan secara singkat, melainkan melalui kajian panjang dengan penuh kesabaran.
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Cerita Untungs, ia mengungkapkan bahwa Al-Qur’an memberikan penjelasan yang lebih rasional serta tidak bertentangan dengan sains. Hal ini menjadi titik awal yang semakin memperkuat keyakinannya untuk mendalami Islam.
“Al-Qur’an memberikan jawaban yang masuk akal dan tidak berbenturan dengan ilmu pengetahuan. Hal itu yang membuat saya semakin yakin,” tutur Dondy.
Peran Sang Ibu dan Pengaruh Ceramah Ahmed Deedat
Menariknya, proses spiritual Dondy Tan ternyata tidak berjalan sendiri. Sang ibu telah lebih dulu memeluk Islam, sehingga ia semakin terdorong untuk menelusuri agama ini lebih dalam.
Rasa penasarannya semakin kuat ketika ia menonton ceramah-ceramah dari Ahmed Deedat, seorang pendebat dan ulama terkenal. Video-video yang membahas perbandingan antara Alkitab dan Al-Qur’an membuat Dondy semakin kritis. Ia bahkan menonton sambil membawa Alkitab untuk mengecek langsung pernyataan Deedat.
Melalui penelitian intens tersebut, ia sampai pada kesimpulan bahwa Alkitab tidak sepenuhnya berisi firman Tuhan. Meski begitu, ia menemukan beberapa kesamaan penting antara Alkitab dan Al-Qur’an, khususnya mengenai konsep ketauhidan.
Momen Syahadat dan Kehidupan Baru
Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya pada 25 Juli 2014, Dondy Tan resmi mengucapkan dua kalimat syahadat. Momen tersebut menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia menggambarkan pengalaman pertamanya sujud dalam shalat sebagai sesuatu yang sangat mendalam, seakan benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Sang Pencipta.
Kini, Dondy Tan tidak hanya menjalani hidup sebagai seorang Muslim, tetapi juga aktif berdakwah. Ia membagikan kisah dan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya untuk mereka yang tengah mengalami kebimbangan dalam pencarian spiritual. Harapannya, pengalaman pribadinya dapat memperkuat keyakinan saudara seiman sekaligus memberikan inspirasi bagi siapa pun yang sedang mencari jalan kebenaran.(*)