Tari Lawung
twimg.com

Tari Lawung Yogyakarta, Menggambarkan Latihan Perang

Posted on

Seni tari adalah sebuah warisan budaya yang harus kembangkan oleh masyarakat Indonesia, salah satunya tari lawung yang berasal dari Keraton, Yogyakarta.

Karena berasal dari keraton, nggak heran jika segala aspek yang ada dalam tarian ini tergolong sakral.

Bahkan, unsur budaya Jawa nya pun sangat kental sekali. Hal tersebut bisa dilihat dari berbagai jenis faktor dan komponen pendukungnya, seperti busana, properti, kisahnya dan lain sebagainya.

Biasanya tarian ini menceritakan tentang serdadu keraton yang berlatih perang. Semua aspek gerakan pun disesuaikan dengan dengan rancangan yang sudah ditentukan. 

Sejarah Tari Lawung

Sejarah Tari Lawung
kratonjogja.id

Dulu, di daerah keraton terdapat kegiatan yang bernama Watangan. Kegiatan tersebut seperti adu ketangkasan saat memainkan tombak dan berkuda yang dilakukan oleh prajurit kerajaan.

Adanya kegiatan ini, Sri Sultan Hamengku Buwono yang menjabat sejak tahun 1755-1792 pun memiliki ide untuk menciptakan tarian ini.

Sehingga tarian ini ditampilkan dalam acara penting kerajaan, seperti pernikahan. Gerakan yang ditarikan pun sama dan masih terus dilestarikan serta manfaatkan sampai sekarang.

Karena nilai fungsinya penting dan sakral, pertunjukannya pun nggak bisa dilihat kapan saja sebab terdapat beberapa aturan yang mendasarinya.

Macam-Macam Properti Tari Lawung

Macam-Macam Properti Tari Lawung
wikimedia.org

Salah satu fungsi tarian ini yaitu untuk adu ketangkasan antar prajurit bertombak. Namun pastinya terdapat beberapa properti yang digunakan penari, antara lain yaitu:

1. Blangkon

Blangkon yaitu penutup kepala khas adat Jawa yang dapat menjadi 4 jenis seperti blangkon Surakarta, Ngayogyakarta, Kedu dan Banyumasan.

Artikel Menarik:  Kerajaan Mataram: Jejak Sejarah yang Tersisa di Tanah Jawa

Properti ini mempunyai tonjolan di bagian belakang dan biasanya menggunakan warna dasar hitam pekat yang dilengkapi dengan corak batik.

Selain itu, terdapat hiasan bunga  yang dapat memperindah tampilan penari.

2. Kalung

Kalung menjadi salah satu properti yang dapat memperindah penampilan penari. Biasanya penari menggunakan kalung berwarna kuning keemasan dan dipasang di bagian leher penari.

3. Kelat Bahu

Properti ini memiliki nilai estetika yang cukup tinggi. Dimana terdapat dua buah gelang berwarna kuning keemasan yang dipasang di bagian bahu penari.

Adanya properti ini membuat kesan gagah dari penari lawung.

Artikel terkait: Tari Kipas Serumpun

4. Kain Jarik

Kain jarik yaitu kain panjang dengan motif batik. Biasanya digunakan masyarakat untuk menggendong bayi, menyelimuti anak dan bisa juga dibuat sebagai properti tarian.

Pada tari lawung, kain jarik berfungsi untuk menutupi bagian pinggang sampai lutut penari.

5. Selendang Tari Lawung

Properti ini pasti ada di setiap tarian adat Jawa, namun pada tarian ini  biasanya menggunakan selendang batik.

Untuk menggunakannya dengan cara diikatkan di bagian pinggang penari dan biarkan memanjang kebawah. 

6. Ikat Pinggang Tari Lawung

Properti ini berfungsi untuk mengencangkan kain Jarik supaya nggak mudah melorot maupun lepas. Warna yang digunakan biasanya kuning keemasan.

7. Tombak

Katanya, lawung berawal dari tombak yang ujungnya tumpul sebab cuma untuk properti pertunjukan seni tari saja.

Biasanya properti tersebut digunakan oleh pemeran proncon yang akan menyerang pemeran lurah dan jajar menggunakan tombak.

8. Keris

Keris adalah salah satu properti yang digunakan oleh pemeran boyor dan jajar. Nantinya, mereka akan menggunakan keris jenis gayaman dan penari lurah menggunakan keris branggah.

Artikel Menarik:  Sejarah dan Perkembangan Alat Musik Rebab Dalam Kesenian Indonesia

Selain dapat membantu, properti ini juga dapat memberikan kesan berwibawa dan gagah.

Pola Lantai Tari Lawung

Pola Lantai Tari Lawung
twimg.com

twimg.com

Pola lantai yang digunakan tarian ini yaitu pola lantai garis lurus dengan bentuk horizontal. Semua gerakan yang ditampilkan tersebut pastinya menggunakan jenis pola lantai ini.

Hal ini karena terdapat hubungan antara gerakan yang digunakan. Secara menyeluruh, gerakan yang digunakan tarian ini terbilang cukup tegas, sebab penggunaan pola garis lurus sangat pas untuk dimanfaatkan.

Adanya pola ini, perpindahan penari akan lebih gampang selama gerakan yang dijalankan. Dimana penggunaannya pasti sudah diadaptasi dengan-cara mendetail.

Selain menggambarkan latihan perang, ternyata tarian ini juga tersimpan sindiran halus yang menjadi ungkapan dari rasa nggak suka sultan kepada pejabat Belanda. Bahkan, tarian ini juga memiliki estetika gerakan yang cenderung klasik tapi semangat, berani dan disiplin.