Tengahviral.com, Jakarta – Media sosial, khususnya platform video pendek TikTok, terus menjadi generator utama tren bahasa dan istilah-istilah baru yang dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru internet. Fenomena ini telah melahirkan berbagai istilah unik, salah satunya yang paling banyak diperbincangkan saat ini adalah “yapping”.
Jika Anda sering berselancar di TikTok atau Twitter, kemungkinan besar Anda sudah familiar dengan kata ini. Namun, seberapa jauh Anda memahami arti sebenarnya dan evolusi makna dari istilah ini?
Pada mulanya, “yapping” memiliki konotasi yang sangat negatif, menggambarkan seseorang yang berbicara terlalu banyak, seringkali tanpa substansi atau isi yang penting. Kata ini sering dikaitkan dengan perilaku yang mengganggu dan menjengkelkan.
Namun, seiring berjalannya waktu dan dinamika percakapan digital yang terus berubah, makna “yapping” telah mengalami pergeseran signifikan. Istilah ini kini tidak lagi hanya digunakan untuk mengkritik, tetapi juga direklamasi dan bahkan digunakan sebagai bentuk pujian atau deskripsi kepribadian yang unik.
Memahami apa itu “yapping” menjadi kunci untuk mengikuti arus percakapan di dunia maya yang bergerak cepat. Evolusi maknanya menunjukkan bagaimana komunitas digital memiliki kekuatan untuk mengubah arti sebuah kata. Artikel ini akan mengupas tuntas arti, asal-usul, dan bagaimana istilah ini digunakan dalam percakapan sehari-hari, khususnya di media sosial.
Evolusi Makna ‘Yapping’: Dari Mengomel Menjadi Sifat Unik
Secara etimologi, “yapping” berasal dari kata “yap,” yang secara harfiah berarti “menggonggong dengan suara tinggi dan cepat,” sebuah perilaku yang identik dengan anjing-anjing berukuran kecil seperti Chihuahua atau Dachshund.
Definisi ini kemudian meluas untuk merujuk pada manusia yang berbicara tanpa henti tentang hal-hal tidak penting, seringkali dengan nada yang cengeng atau melengking, mirip dengan suara gonggongan anjing. Menurut Urban Dictionary, “yapping” adalah tindakan berbicara tanpa kebijaksanaan dalam waktu yang lama kepada audiens yang tidak tertarik.
Namun, di platform seperti TikTok, makna ini telah mengalami reinterpretasi. Istilah ini tidak lagi sebatas konotasi negatif. “Yapping” kini juga merujuk pada orang yang banyak bicara dengan cara yang menarik atau menyenangkan.
Banyak kreator justru bangga disebut “yapper” karena menganggapnya sebagai bagian dari identitas mereka yang unik. Kegiatan ini bahkan dapat menjadi sumber penghasilan bagi mereka yang berhasil menarik audiens dengan obrolan yang santai dan interaktif.
Asal-Usul dan Jejak Historis Istilah ‘Yapping’
Asal-usul kata “yap” dapat ditelusuri kembali ke abad ke-17. Penggunaan maknanya untuk “obrolan kosong” atau idle chatter sudah tercatat sejak tahun 1886. Ini menunjukkan evolusi makna kata dari konteks hewan ke perilaku manusia. Penggunaan kata “yappin'” dan “yapping” juga dapat ditemukan dalam musik rap Amerika Serikat pada tahun 1990-an dan 2000-an, menunjukkan asal-usulnya dalam AAVE (African American Vernacular English).
Rapper seperti Master P, Nas, dan JAY-Z adalah beberapa contoh artis yang menggunakan istilah ini dalam karya mereka. Konsep “yapping” atau seseorang yang “yapping” kemudian menjadi meme dan slang TikTok pada pertengahan 2023, digunakan untuk meremehkan pendapat seseorang secara ringan atau menyoroti kecenderungan seorang kreator yang berbicara terlalu banyak.
Penggunaan ‘Yapping’ dalam Percakapan Sehari-hari dan Media Sosial
Dalam percakapan sehari-hari, “yapping” sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berbicara terlalu banyak hingga terkesan mengganggu. Misalnya pada kalimat “She keeps yapping and I just want to get away,” yang berarti “Dia terus mengoceh dan saya hanya ingin pergi.” Dalam konteks ini, “yapping” memiliki konotasi negatif.
Namun, di media sosial seperti TikTok, makna yapping juga bergeser menjadi sesuatu yang bernuansa positif atau lucu. Banyak orang memakainya untuk menggambarkan sifat periang atau kebiasaan berbicara yang justru dianggap menarik. Contohnya:
“I love to yap!” (“Aku suka sekali mengoceh!”)
“Yapping with my friends is my favorite hobby!” (“Mengobrol tanpa henti dengan teman-temanku adalah hobi favoritku!”)
Beberapa kreator bahkan menjadikannya bagian dari identitas, seperti “I yap on TikTok for a living,” (“Aku mengoceh di TikTok untuk mencari nafkah”). Istilah ini juga kerap dipakai dalam konteks bercanda atau memuji orang lain yang banyak bicara. Sebagai contoh:
“Me once they start yapping ‘cause I love ppl that actually talk” (“Aku kalau mereka mulai mengoceh, soalnya aku suka orang yang benar-benar banyak bicara”)
“Every yapper gf needs a listener bf” (“Setiap pacar yang suka mengoceh butuh pacar yang suka mendengarkan”)
Selain itu, “yapping” dapat menggambarkan suasana obrolan yang seru, seperti “They are yapping about the latest TV drama!” (“Mereka sedang heboh mengoceh soal drama TV terbaru!”) atau “She wouldn’t stop yapping about her vacation” (“Dia tidak berhenti mengoceh tentang liburannya”).
Evolusi makna kata “yapping” dari konotasi negatif menjadi positif atau netral membuktikan bagaimana bahasa terus berkembang seiring dengan budaya pop dan tren digital. Istilah ini bukan lagi sekadar slang, melainkan cerminan dari dinamika komunikasi digital yang lebih santai dan inklusif. Memahami fenomena ini membantu kita beradaptasi dengan cara orang berinteraksi di dunia maya.(*)
