Rumah Adat Sulawesi Selatan
rumah123.com

4 Rumah Adat Sulawesi Selatan Dengan Ciri Khasnya Sendiri

Posted on

Makassar dengan ibukota Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi yang sudah lama diduduki manusia sekitar 30.000 tahun yang lalu, dimana memiliki rumah adat yang beragam.

Hal tersebut terbukti dari penemuan di beberapa gua yang berada di bukit kapur di sekitar Maros, biasanya sekitar 30 km di sebelah timur laut Makassar.

Adanya penemuan tersebut dapat memperkuat dugaan kehidupan manusia yang ditemukannya alat purba terbuat dari batu seperti flake dan pebble.

Populasi penduduk provinsi ini dihuni oleh suku Bugis, Makassar, Toraja, Luwu dan suku pendatang seperti Jawa, Duri, Selayar, Mandar, Tionghoa dan Dayak.

Keragaman suku tersebut membuat provinsi ini mempunyai tradisi dan adat istiadat yang berbeda-beda di setiap sukunya. Adapun tradisi yang dikenal sangat unik dan menarik yaitu rumah adat yang berasal dari Sulawesi Selatan.

Ragam Jenis Rumah Adat Sulawesi Selatan

Ragam Jenis Rumah Adat Sulawesi Selatan
diadona.co.id

Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah adat juga berfungsi sebagai tempat sakral. Dimana setiap bangunan rumah mempunyai nilai estetika yang tinggi dan filosofi tersendiri.

Biasanya, gaya arsitektur rumah adat ini bergaya khas ketimuran. Setiap suku asli Sulawesi Selatan mempunyai rumah adat sendiri dengan ciri khas dan warna yang berbeda. Adapun ragam jenis rumah adat Sulawesi Selatan, yaitu:

1. Rumah Adat Saoraja 

Rumah Adat Saoraja
blogspot.com

Saoraja adalah salah satu rumah adat peninggalan dari suku yang terkenal di Sulawesi Selatan, yakni Bugis. Bentuk atap rumah adat ini seperti pelana dan mempunyai timpalaja yang menggambarkan status sosial pemiliknya.

Rumah adat ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu bagian atas, tengah dan bawah. Pada bagian bawah disebut dengan awabola yang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan seperti alat untuk menangkap ikan, alat untuk berladang dan bercocok tanam.

Artikel Menarik:  Kerajaan Kediri: Kisah Legenda dari Jawa Timur

Di bagian tengah disebut dengan al ebola, bagian badan dari rumah Bugis yang berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat berkumpul dan bermusyawarah tentang ritual, upacara adat suku Bugis.

Selain itu bisa juga digunakan untuk tempat memasak dan menerima tetamu baik tamu adat atau wisatawan yang berkunjung. Pada bagian terakhir yaitu adalah atap rumah Bugis yang disebut dengan boting langi maupun rakkeang.

Bagian tersebut berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang berharga, bahan pangan, dijadikan tempat kediaman anak perempuan yang belum menikah dan lain sebagainya.

2. Rumah Balla

Rumah Balla
pergiyuk.com

Rumah adat Sulawesi Selatan selanjutnya yaitu rumah Balla yang bentuknya mirip seperti rumah panggung dengan tinggi 3 m. Untuk membangun rumah ini, tentu membutuhkan lima kayu untuk penyangga ke arah belakang dan lima penyangga ke arah samping.

Pada awalnya atap rumah adat ini dibuat dari bahan alam seperti rumbia, nipah dan bambu. Dengan berkembangnya waktu, atap tersebut sudah digantikan dengan  seng atau genteng yang dibuat dari tanah liat.

Salah satu keunikan yang dapat dilihat dari rumah ini yaitu memiliki bentuk atap yang mirip seperti pelana kuda dengan ujung runcing yang disebut dengan timbaksela.

Itulah simbol yang sering digunakan untuk memberitahukan derajat kebangsawanan masyarakat Suku Makassar. Di bagian tangganya memiliki dua jenis yang berbeda, yakni sapana dan tukak.

Perbedaan kedua tangga tersebut terlihat dari jenis bahan yang digunakan dan jumlah anak tangga.

Untuk tangga sapana terbuat dari bambu dengan tiga atau lebih anak tangga yang dianyam, biasanya khusus digunakan untuk bangsawan. Sedangkan untuk tangga tukak terbuat dari kayu yang sering digunakan oleh rakyat biasa.

Yuk baca: Alat Musik Gamelan

Artikel Menarik:  Makanan Khas Lampung yang Menggugah Selera

3. Rumah Adat Tongkonan Sulawesi Selatan

Rumah Adat Tongkonan Sulawesi Selatan
backpackerjakarta.com

Tongkonan merupakan rumah adat ini berasal dari Suku Toraja. Biasanya digunakan sebagai tempat tinggal, kekuasaan adat, perkembangan kehidupan sosial budaya dan sebagainya.

Bahkan rumah adat ini nggak bisa dimiliki oleh perorangan saja, namun dimiliki secara komunal yang sudah menjadi turun temurun oleh keluarga atau marga Suku Toraja.

Tak hanya itu saja, rumah adat ini juga digunakan sebagai tempat hunian semata, tempat keluarga dalam melaksanakan upacara adat yang berkaitan dengan kepercayaan, kekerabatan, kemasyarakatan dan sebagainya.

Bentuk bangunannya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian bawah, badan dan atas.  

Di bagian bawah disebut suluk banua yaitu kolong rumah yang dikelilingi tiang-tiang penopang badan rumah atau disebut kale banua. Bagian ini berfungsi untuk kandang kerbau yang menunjuk status derajat sosial tinggi.

Bagian badan rumah disebut kale banua yaitu bagian yang ditopang oleh tiang-tiang terdiri dari tangdo’ yaitu ruang depan. Dulunya berfungsi untuk tempat istirahat dan menyajikan kurban persembahan kepada leluhur.

Sementara itu di sebut sali yaitu bagian bilik tengah yang lebih rendah dari tangdo’ fungsinya untuk tempat tidur keluarga dan dapur.

Bagian atas disebut ratiang banua yaitu atap rumah yang menutupi seluruh rumah, Dulunya dibuat dari bambu dengan bentuk khas seperti perahu memanjang.

Kemudian ujung keduanya berbentuk melengkung dan memiliki kesamaan dengan garis lengkung. Banyak masyarakat Toraja yang memanfaatkannya sebagai tempat untuk menyimpan kain dan benda pusaka seperti pedang, keris, tombak dan lainnya.

Biasanya di bagian depan rumah ada tanduk-tanduk kerbau di tiang utama (tulak somba). Tanduk tersebut didapatkan dari upacara kematian anggota keluarga yang menjadi simbol pengorbanan.

Rumah adat ini terdiri dari dua bangunan, yaitu bangunan utama yang disebut banua sura’ dan bangunan alang sura’ fungsinya untuk lumbung padi.

Artikel Menarik:  Kenali, Alat Musik Harpa yang Melambangkan Malaikat Bersayap

Bahkan mempunyai makna yang menjelaskan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat Toraja dengan melalui ukiran yang mengelilingi rumah.

Jadi nggak heran jika banyak masyarakat yang menganggap rumah ini sebagai pusaka warisan dan hak milik turun temurun.

4. Rumah Adat Boyang

Rumah Boyang
rakyat.com

Rumah adat Sulawesi Selatan yang berasal dari Suku Mandar, yakni rumah Boyang. Suku tersebut dikenal banyak orang melalui perayaan adatnya yakni Sayyang Pattu’du, kuda menari Passandeq, tradisi mengarungi laut dengan cadik dan tradisi lainnya.

Bentuknya seperti rumah panggung yang ditopang dengan tiang-tiang dari kayu. Sebenarnya, rumah adat ini hampir mirip seperti rumah Bugis, perbedaannya terlihat dari teras atau lego rumah yang jauh lebih luas dan besar daripada rumah Bugis.

Bagian atapnya memiliki bentuk unik, seperti ember yang miring ke arah depan.

Keunikan lainnya bisa dilihat dari peletakan tiang yang nggak ditancapkan ke tanah, namun diletakkan di atas batu datar fungsinya untuk mencegah pelapukan.

Selain itu, rumah adat ini mempunyai dua tangga yang berada di depan dan di belakang. Tangga tersebut berjumlah ganjil sekitar 7 sampai 13 anak tangga.

Kemudian di bagian dindingnya menggunakan papan kayu yang diukir menggunakan ukiran khas Mandar, Sulawesi Selatan.

Tak hanya itu rumah adat ini juga mempunyai filosofi yang membuatnya berbeda dengan rumah adat lainnya, mulai dari bahan yang digunakan hingga hitungan jumlah apa pun.

Nah, itulah beberapa jenis rumah adat khas Sulawesi Selatan dengan berbagai keunikan dan fungsinya sendiri.

Meskipun masih dijaga dan dilestarikan sampai sekarang, tentu saja kita harus mengembangkannya juga supaya nggak hilang begitu saja. Terima kasih atas kunjungan Anda.